Mohon tunggu...
Dimas Budi Prasetyo
Dimas Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah cara kita dikenang oleh dunia

Seorang Bapak Rumah Tangga yang senantiasa mendukung karir istri tercinta. Empat tahun tinggal dan bekerja di Taiwan, saat ini berdomisili di Belanda. Memiliki passion di bidang kewirausahaan dan belajar mendalami tentang menjadi konten kreator media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boikot Produk Prancis, Apakah Langkah Tepat?

17 November 2020   06:35 Diperbarui: 17 November 2020   06:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Twitter Burger King

Apakah memboikot itu tindakan salah? Tunggu dulu. Majelis Ulama Indonesia bukanlah lembaga kemarin sore yang akan seenaknya mengeluarkan pernyataan. 

Di dalamnya banyak sekali orang-orang berilmu, paham agama, mempelajarinya dari Alquran dan Hadist. Mereka bukan orang-orang yang miskin ilmu. 

Tentu mereka akan melakukan kajian, diskusi, dan riset yang panjang sebelum memberi pernyataan yang akan memberikan efek besar pada umat Muslim di Indonesia, negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. 

Tanggung jawab mereka besar, urusan dunia dan akhirat. Kawan, bagaimana kita yang miskin ilmu ini, yang bahkan tidak banyak belajar tentang agama, yang jarang memegang Alquran, dan terkadang alpa dalam sholat, bisa meragukan bahkan mencaci seruan itu? Apa kita merasa lebih hebat? 

Apakah memilih untuk tidak memboikot itu salah? Tunggu dulu. Apa kalian pikir orang yang memilih untuk tidak memboikot itu lemah iman, tidak paham agama, dan sebagainya? Bisa jadi, mereka melakukan itu karena berpikir jika melakukan boikot, nasib para karyawan yang jumlahnya ribuan itu bagaimana? Bagaimana nasib keluarga mereka? Kembali lagi, dunia sedang tidak baik-baik saja saat ini. 

Meragukan rezeki Allah? Kawan, bahkan dalam menjemput rezeki pun Allah menyeru kita untuk berikhtiar. Bagaimana jadinya jika kita tidak memperhatikan ikhtiar saudara-saudara kita yang memang jalannya adalah melalui produk yang diboikot itu? 

Apakah memilih boikot benar? Iya. Apakah memilih untuk tidak boikot benar? Iya. Kenapa plin-plan dan tidak jelas? Kawan, setiap individu memiliki kebenaran dan keyakinan menurut mereka masing-masing. Pada akhirnya kita sebagai manusia yang lemah ini terbatas sekali kemampuannya. Bisa jadi yang kita yakini benar, ternyata salah. Begitu pula sebaliknya. 

Sebuah riwayat tentang Nabi dan Paman beliau bernama Abu Thalib. Riwayat tersebut menggambarkan bahwa bahkan sosok manusia paling mulia tersebut tidak mampu membawa hidayah bagi Paman yang sangat dicintainya. Hingga saat meninggal, Sang Paman masih dalam keadaan tidak menerima Islam. 

Nabi yang bersedih dihibur oleh Allah. Bahwa tugas manusia hanyalah menyampaikan dan berikhtiar, urusan hidayah mutlak milik Allah. Karena hanya Allah Maha membolak-balikkan hati manusia. Kita manusia hanya makhluk yang lemah. 

Jadi apa yang ingin saya sampaikan? Hargailah pilihan yang diambil seseorang dengan cara tidak memaki, mencaci, mencibir, dan sebagainya. Jika merasa apa yang kita pikirkan baik dan benar, sampaikan pula dengan cara yang baik. Nabi kita yang mulia telah mengajarkannya berulang kali. Bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu. 

Sekali lagi, saya ingin mengulanginya sekali lagi. Dunia sedang tidak baik-baik saja saat ini. Waktunya kita saling membantu, saling mendukung, dan melakukan segala hal yang baik. Jika tidak mampu berbuat sesuatu, maka diamlah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun