Dimas Ramadhani Adi Yusuf
(Sekretaris HMPS-MD)
Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram telah selesai diselenggarakan kemarin, tepatnya saat sudah memasuki siang hari sebelum masuk waktu shalat Dzuhur. Kegiatan PBAK ini dilakukan selama 3 hari. Hari pertama pra-PBAK, hari kedua PBAK Universitas, dan hari ketiga (terakhir) PBAK Fakultas. Dari 3 model PBAK ini, tentu ada saja kisah yang berkesan di hati dan pikiran seluruh keluarga besar UIN Mataram. Mulai dari ada MABA yang kebingungan cara login aplikasi zoom, ada yang terekam kamera sedang menari (joget), dan lain sebagainya. Namun, yang paling berkesan menurut saya pribadi selaku penulis ialah munculnya Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) pada agenda PBAK Tingkat Fakultas.
Seperti yang telah terpampang jelas pada judul di atas, kita ketahui bersama bahwa kondisi ORMAWA yang ada di UIN Mataram khususnya di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sedang berantakan. Entah ini disebabkan karena belum dilaksanakannya pergantian atau mungkin orang-orang (SEMA-DEMA FDIK) yang sangat haus kekuasaan? Spekulasi-spekulasi tersebut muncul karena kondisi ORMAWA yang ada di FDIK beberapa bulan terakhir ini yang sangat memprihatinkan. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMJ/HMPS) dari masing-masing Jurusan/Program Studi sampai geram melihat kondisi ORMAWA yang ada di FDIK. Mau tidak mau, demi menjaga keberlanjutan, demi menyiapkan SDM yang akan menjadi regenerasi di masa yang akan datang, HMJ/HMPS se-FDIK tetap menjalankan program-program mereka di tengah ketidakjelasan dan ketidakpastian untuk regenerasi.
Kembali ke judul dari tulisan ini, pemain lama yang ada di SEMA-DEMA FDIK bisa kita katakan mereka telah AFK. Entah karena memang sengaja menghilang dari peradaban dan menuju lantai atas untuk menduduki kursi jabatan, atau mungkin sedang kekurangan sinyal atau karena kesulitan jaringan sehingga membuat mereka memilih untuk AFK. Bahkan kabarnya pun tak ada, ibarat jejak kaki yang hilang secara permanen disapu oleh ombak lautan. Dan saat PBAK tingkat Fakultas tadi, mereka kembali dengan para Pemain Baru yang bisa kita katakan GHAIB.
“Diminta pemilihan, hilang tanpa kabar. Saat ada PBAK, tiba-tiba datang seperti tidak ada beban dosa yang terpampang di wajahnya”. Inilah ungkapan yang muncul di benak saya selaku penulis setelah menyaksikan kegiatan PBAK UIN Mataram kemarin. Padahal kita ketahui bersama, bahwa SEMA Universitas telah dipilih cukup lama oleh WR III sebelum agenda PBAK UIN Mataram 2021 diselenggarakan untuk menyelesaikan persoalan di atas. Tapi ternyata, kita semua telah dikagetkan dengan kehadiran SEMA-DEMA Baru yang berstatus GHAIB tadi pada agenda PBAK UIN Mataram 2021 Tingkat Fakultas.
Sungguh banyak masalah yang terjadi di Kampus Hijau-Putih kita tercinta ini. “Tidak ada masalah maka tidak terasa nikmat berkehidupan di muka bumi”. Begitulah ungkapan yang sering keluar dari mulut para PEMIKIR. Semoga kedepannya seluruh elemen yang ada di Lingkaran Kampus Hijau-Putih UIN Mataram ini bisa lebih baik lagi. Terlebih kita sekarang sedang dipimpin oleh Rektor baru, maka mari kita sama-sama berdoa semoga Ayahanda Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag. selalu diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menjaga amanah yang telah diemban sekarang dalam mewujudkan jargon Kampus Hijau-Putih UIN Mataram yakni : “CENDEKIA, TERBUKA & UNGGUL”.
