Mohon tunggu...
Yuwono Dimas Prasmiwardana
Yuwono Dimas Prasmiwardana Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi Kehidupan

Kelas pekerja di bidang keuangan yang memiliki hobi rebahan sambil menonton film

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sejarah Singkat dan Strategi Bisnis yang Membesarkan New Balance

12 Juli 2021   17:23 Diperbarui: 12 Juli 2021   17:48 3256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New Balance adalah brand sepatu besar yang berasal dari Amerika Serikat. Didirikan sejak tahun 1906 oleh William J. Riley di Boston, berarti saat ini New Balance sudah berusia lebih dari 1 abad.

Uniknya, ternyata Riley terinspirasi oleh cakar ayam ketika membuat sepatu ini. Riley kagum akan keseimbangan sempurna yang dimiliki ayam karena meskipun hanya memiliki tiga titik penopang beban tubuhnya, seekor ayam bisa berjalan dan berlari dengan leluasa. 

Baru setelah hampir 50 tahun berkiprah di dunia persepatuan yaitu di tahun 1960-an, New Balance akhirnya membuat inovasi berupa sepatu lari pertama di dunia yang menggunakan desain sol yang empuk bernama Trackster.

sumber: runningxpert.com
sumber: runningxpert.com

Sepatu ini tentu saja sangat memanjakan para pelari di masa itu karena sepatu lari lainnya masih menggunakan sol yang keras. Kualitas produk yang baik, didukung oleh cerdasnya pihak New Balance dalam menangkap kebutuhan pasar serta dikombinasikan dengan pemasaran yang strategik membuat popularitas New Balance kian melambung.

Sempat beberapa kali mengalami pasang surut dan pergantian pucuk pimpinan, New Balance kembali meraih popularitasnya pada tahun 1970-an ketika New Balance merilis seri NB 320 yang merupakan sepatu lari terbaik saat itu.

sumber: gearpatrol.com
sumber: gearpatrol.com

Lahirnya sepatu lari terbaik saat itu tidak lepas dari tangan dingin Jim Davis selaku pemilik baru New Balace. Ketika merk lain mulai membuka pabrik di Asia terutama di Tiongkok dengan alasan murahnya biaya tenaga kerja di sana, Jim tetap mempertahankan pabrik di Amerika dengan alasan supaya Jim bisa mengontrol secara langsung kinerja perusahaan mulai dari segi keuangan, permintaan pasar, hingga kualitas produksi pabrik.

Strategi ini terbukti membuahkan hasil yang positif. Reputasi New Balance semakin meroket, pasar tumbuh semakin luas hingga pabrik di Boston tidak lagi sanggup memenuhi permintaan yang muncul hingga akhirnya New Balance memutuskan untuk menambah pabrik di Maine, provinsi yang tidak tidak jauh lokasinya dari Boston. Bahkan melalui strategi ini New Balance juga sempat berada di posisi 3 besar produsen sepatu atletik di dunia.

Strategi marketing yang pas dan unik juga terbukti berhasil meningkatkan reputasi New Balance. Setahu saya sampai saat ini New Balance tidak pernah menggunakan influencer siapapun untuk meng-endorse sepatunya. Bahkan Steve Jobs yang merupakan public figure asal Amerika dan bisa membuat Apple berjaya pun harus mengeluarkan uangnya sendiri untuk mendapatkan sepasang sepatu New Balance.

Saya percaya Steve Jobs dengan senang hati membeli sepasang sepatu New Balance karena selain sudah tidak butuh endorsement, Steve Jobs pasti terkesan dengan kenyamanan dan build quality dari sepatu New Balance. Bahkan beberapa kali Steve Jobs tertangkap kamera sedang melakukan presentasi sambil memakai sepatu New Balance.

Anda semua pasti sudah tahu kelanjutan dari cerita ini. Karena banyaknya public figure yang menggunakan New Balance, hal ini membuat brand awareness terhadap sepatu New Balance di masyarakat meningkat bahkan untuk beberapa seri khusus langsung sold out di mana-mana.

New Balance sangat fokus terhadap RnD atau Research and Development. Mereka tidak ingin membuang uang untuk endorse atlet ternama agar mereka bisa tetap melakukan "perang harga" dengan produsen sepatu lainnya karena mereka selalu mengutamakan kenyamanan customer dan ketika customer merasa nyaman, brand tersebut akan viral dengan sendirinya. Persis seperti yang saya lakukan saat ini.

Tidak adanya endorsement bukan berarti New Balance anti terhadap sponsorship. New Balance tetap mensponsori beberapa atlet bahkan tim sepak bola, baik tim nasional maupun liga. Salah satu tim besar yang pernah disponsori New Balance adalah Liverpool yang mengakhiri kerja samanya pada tahun 2020.

Kedua strategi inilah yang sebenarnya bisa menjadi inspirasi bagi para pemilik brand lokal kita. Fokuslah dalam hal RnD dan jangan terlalu fokus dalam penggunaan pengaruh influencer karena pengaruh influencer sifatnya hanya sementara dan jangka pendek. Untuk kesetiaan customer jangka panjang, word to mouth sangat jauh lebih berpengaruh.

Strategi ini tidak selalu berlaku bagi pasar sepatu namun juga bisa diterapkan dalam bidang apapun yang berkaitan dengan industri kreatif. Intinya jangan pernah mengecewakan ekspektasi customer dan kalau bisa buatlah sesuatu yang melebihi ekspektasi customer.

Pintar memilih dan memilah produk yang dibutuhkan oleh masyarakat juga bisa mendukung kesuksesan bisnis anda. Jangan sampai ketika anda memilih untuk melakukan ekstensifikasi produk, hal itu justru menghilangkan jati diri produk yang anda pasarkan.

Harga sepatu New Balance memang cenderung lebih mahal daripada sepatu lainnya. Mereka lebih memilih untuk mengimbangi perbedaan tersebut dengan fitur teknis yang kadang tidak terlihat namun sangat terasa terutama dalam hal kenyamanan seperti sisipan gel campuran, hitungan tumit, pilihan warna serta pilihan ukuran yang lebih banyak terutama bagi customer yang memiliki kaki yang memanjang atau melebar.  

Jadi bagaimana? Apakah setelah ini anda akan menyempurnakan strategi bisnis anda? Atau malah membuka marketplace dan mencari sepatu New Balance dengan harga diskon? Saya berikan 1 informasi lagi: New Balance tidak pernah memberikan diskon besar, tidak seperti brand sebelah xixixi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun