Pada era pemerintahan sekarang, seluruh wilayah di Indonesia dituntut untuk bersaing dalam segi pengembangan wilayah, salah satunya melalui sektor industri. Hal tersebut bertujuan salah satunya guna meningkatkan daya saing antar sektor industri yang ada di seluruh wilayah serta mampu meningkatkan pendapatan daerah yang berfungsi untuk mengembangkan wilayahnya sendiri.
Selain itu, tujuan pemerintah untuk memberantas kemiskinan juga bisa diwujudkan dengan pemenuhan kebutuhan daerah melalui peningkatan PAD, sehingga masyarakat yang ada di wilayah tersebut dapat hidup makmur dan sejahtera. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah guna meningkatkan PAD serta beberapa pendapatan daerah lainnya, yakni melalui pengembangan sektor basis di wilayah tersebut. Lantas, seberapa besar pengaruh dari pengembangan sektor basis tersebut ? Bagaimana menentukan sektor basis di suatu wilayah ?
Pada dasarnya, sektor basis merupakan salah satu aspek yang menjadi penopang utama, terutama dalam sektor ekonomi, yang menjadi salah satu penopang terbesar dalam pendapatan daerah. Sektor basis artinya suatu sektor mampu memenuhi permintaan yang ada di dalam wilayahnya sendiri serta mampu mengembangkan jumlah produksinya hingga ke luar wilayahnya sendiri.
Hal tersebut berarti, sektor basis menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar bagi suatu wilayah. Hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan perbaikan beberapa aspek, mulai dari aspek ekonomi yang mencakup produksi, konsumsi, serta distribusi, dan juga perbaikan dari aspek kelembagaan yang ada di daerah tersebut, salah satunya yakni aturan ataupun kebijakan yang berlaku di wilayah tersebut, khususnya yang berkaitan dengan sektor ekonomi.
Adapun beberapa cara atau metode yang bisa dilakukan guna menemukan atau menentukan sektor basis di suatu wilayah. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ). Metode LQ ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui sektor basis yang ada di suatu wilayah dengan cara membandingkan data PDRB di suatu kab/kota dengan PDRB yang berskala diatasnya (provinsi maupun nasional).
Hal tersebut ditujukan guna mengetahui seberapa besar pengaruh suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan daerah serta seberapa besar suatu sektor itu berkembang di daerah tersebut.
Kab. Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi DIY yang memiliki beberapa potensi ekonomi, antara lain yakni pertanian perkebunan, industri, perdagangan dan jasa, serta sektor pariwisata. Hal tersebut tentunya perlu dukungan serta beberapa bantuan dari pemerintah guna pengembangan sektor-sektor tersebut, terutama guna mewujudkan sektor basis yang ada di wilayah Sleman khususnya.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan guna menentukan sektor basis yang ada di wilayah Sleman antara lain yakni melalui metode LQ. Selain itu, data yang bisa digunakan dalam metode LQ antara lain yakni data PDRB terbaru dari wilayah tersebut. Dengan data serta beberapa metode yang dilakukan, akan didapatkan beberapa sektor yang basis yang terdapat di wilayah Sleman itu sendiri.
Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa PDRB terbesar di wilayah Sleman pada tahun 2018 adalah sektor industri, pertanian, serta sektor pariwisata. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi daya dukung perekonomian yang ada di wilayah Sleman.
Hal tersebut bisa terlihat dari banyaknya industri, baik industri skala besar maupun skala kecil (industri rumahan). Industri tersebut mampu meningkatkan PAD secara signifikan bagi wilayah Sleman itu sendiri. Begitu pula halnya dengan sektor perkebunan, perdagangan dan jasa, serta sektor pariwisata.
Akan tetapi, dari beberapa jurnal yang menjadi sumber referensi pembuatan artikel ini, terdapat beberapa kelemahan dari beberapa sektor yang ada di wilayah Sleman yang membuat pendapatan dari sektor tersebut menjadi kurang maksimal, antara lain yaitu masih kurangnya faktor distribusi dari sektor pertanian yang membuat distribusi hasil pertanian dan perkebunan dari wilayah Sleman hanya berkembang hingga skala regional saja.