Mohon tunggu...
Dimas Zaky
Dimas Zaky Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi mahasiswa

hai teman-teman, kenalin nama saya dimas zaky augustino prama ,yang masih berprofesi sebagai mahasiswa di um surabaya ,saya asli surabaya di bagian barat ,lebih tepatnya di sukomanunggal ,syaa masih berumur 20 th,dan saya bakal menuliskan artikel'' yang saya buat di kompasiana ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan yang Dikorbankan

20 Oktober 2024   20:28 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Latar Belakang

Papua, wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, kini menghadapi ancaman besar: hilangnya hutan secara masif akibat eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Deforestasi, yang didorong oleh berbagai kepentingan ekonomi seperti perkebunan kelapa sawit, penambangan, dan penebangan liar, merusak ekosistem alam yang selama ini menjadi penopang kehidupan masyarakat adat Papua.

Namun, di balik krisis ekologi ini, terdapat kelompok yang paling rentan terkena dampaknya: perempuan Papua. Mereka sering kali menjadi pihak yang paling terdampak, tidak hanya karena hubungan mereka yang erat dengan alam, tetapi juga karena peran gender yang membuat mereka lebih terpinggirkan dalam proses perubahan sosial-ekonomi yang terjadi di wilayah tersebut.

          Hilangnya Hutan Papua dan Dampaknya pada Kehidupan

Hutan di Papua bukan hanya menjadi penopang kehidupan ekologis, tetapi juga sosial-budaya masyarakat adat. Hutan menyediakan bahan makanan, air, obat-obatan tradisional, hingga tempat sakral bagi kepercayaan mereka. Hilangnya hutan berarti hilangnya akses terhadap sumber daya ini, yang selama berabad-abad menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.

Bagi perempuan, hutan adalah sumber utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti menyediakan bahan pangan, bahan bakar, dan tanaman obat. Ketika hutan semakin berkurang, perempuan sering kali harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mencari sumber daya tersebut, meningkatkan beban fisik dan waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan sehari-hari. Selain itu, kehilangan hutan juga berarti hilangnya ruang aman untuk kegiatan budaya dan spiritual yang kerap kali diorganisir oleh perempuan.

        Mengapa Perempuan Paling Dikorbankan?

Terdapat beberapa alasan utama mengapa perempuan Papua menjadi kelompok yang paling dikorbankan dalam hilangnya hutan di wilayah mereka:

1. Peran Gender Tradisional
   Di banyak komunitas adat Papua, perempuan bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dasar keluarga, seperti mengumpulkan makanan, air, dan kayu bakar. Dengan deforestasi, perempuan harus mencari sumber daya ini di tempat yang lebih jauh, yang tidak hanya memakan waktu dan energi lebih banyak, tetapi juga membuat mereka lebih rentan terhadap kekerasan di luar lingkungan aman.

2. Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi
   Dalam konteks modernisasi dan perubahan ekonomi di Papua, perempuan sering kali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait penggunaan lahan. Hak-hak mereka terhadap tanah dan sumber daya alam seringkali tidak diakui secara formal, meskipun mereka memiliki hubungan erat dengan tanah dan hutan. Ketika lahan diambil alih untuk keperluan industri, suara perempuan cenderung diabaikan, yang membuat mereka kehilangan hak atas tanah dan mata pencaharian.

3. Eksploitasi Berlapis: Ekonomi, Budaya, dan Seksual
   Hilangnya hutan di Papua sering kali beriringan dengan masuknya perusahaan besar dan pekerja dari luar daerah. Ini membawa dampak sosial yang serius, seperti meningkatnya perdagangan manusia, eksploitasi seksual, dan kekerasan terhadap perempuan. Perempuan Papua yang sebelumnya terikat pada struktur sosial adat yang kuat, kini harus berhadapan dengan realitas ekonomi baru yang tidak memberikan perlindungan sosial yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun