Mohon tunggu...
Dimas Wira Adiatama
Dimas Wira Adiatama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemuda dan Kehidupan Pasca Pandemi Covid-19

7 November 2020   07:00 Diperbarui: 7 November 2020   09:15 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran Sentral Pemuda
Meskipun secara teoretik masyarakat akan selalu dihadapkan pada risiko, termasuk keberulangan pandemi COVID-19 atau pandemi-pandemi lainnya. Bukan berarti tidak ada jalan keluar untuk dapat merespon dan mengatasinya. Jika diperhatikan, ketika Giddens mengatakan bahwa karakteristik mendasar dari kehidupan kontemporer adalah adanya risiko, itu berarti manusia dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum risiko itu terjadi. Dalam titik tertentu bisa dikatakan risiko-risiko tersebut dapat diprediksi, ditunda, atau bahkan dicegah kelahirannya. Apalagi jika mayoritas risiko yang terjadi ternyata merupakan risiko buatan, maka manusia menjadi aktor utama dalam tindakan pencegahan.

Menurut Giddens, manusia tidak dapat bergantung dan tergantung pada kontinuitas dan stabilitas kehidupan, karena yang terjadi justru perubahan cepat. Giddens menawarkan konsepnya mengenai refleksivitas, artinya manusia harus responsif dalam mengakomodasi perubahan dan ketidakpastian dengan cara menciptakan—dan terus menciptakan—kehidupannya (Pip Jones, Liz Bradbury, dan Shaun Le Boutillier, 2016:264) Disinilah peran sentral pemuda yang dapat menjadi pionir atau pelopor terciptanya kehidupan yang refleksif.

Pemuda dapat memulai dengan concern pada perkembangan ilmu pengetahuan—baik natural science maupun social science. Secara formal dapat ditempuh dalam jenjang pendidikan masing-masing di berbagai bidang—baik saintek maupun soshum, yang di dalamnya terdapat aktifitas-aktifitas penelitian guna memetakan potensi-potensi persoalan di tengah masyarakat, sehingga diperoleh solusi-solusi konkret yang saintifik. Pandemi COVID-19 telah memberikan hikmah bagi kehidupan masyarakat, bahwa ketika masyarakat tidak memiliki bekal yang cukup atas ilmu pengetahuan, maka yang terjadi adalah kepanikan, kecemasan, dan keputusasaan.

Penguasaan pemuda atas perkembangan teknologi juga dapat berperan dalam menunjang bekal ilmu pengetahuan yang telah dimiliki. Misalnya di bidang medis, dengan kemampuan menguasai teknologi, pemuda dapat dengan cepat memperoleh informasi yang tepat dan akurat mengenai karakteristik sebuah penyakit, sehingga dapat ditentukan dengan cepat langkah-langkah yang harus diambil. Baik berupa penelitian serius atas vaksin, maupun diskusi lebih lanjut dengan para sosiolog dan psikolog mengenai proyek rekayasa sosial guna menekan laju penyebaran penyakit.

Menjadi refleksif bagi pemuda pasca pandemi COVID-19, artinya adalah mampu mengusasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu pemuda dapat menjadi figur utama yang meyakinkankan negara dan masyarakatnya untuk siap menghadapi risiko apapun di masa depan.

Sumber:
Jones, Pip, Liz Bradbury, dan Shaun Le Boutillier. 2011. Introducing Social Theory. Inggris: Polity Press. Terjemahan Achmad Fedyani Saifuddin. 2016. Pengantar Teori-Teori Sosial. Edisi Kedua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Maqin, Khoiril, dkk. 2020. Wabah, Sains, dan Politik. Yogyakarta: Antinomi.
Zizek, Slavoj. 2020. Pandemic! COVID-19 Shakes the World. New York: OR Books. Terjemahan Khoiril Maqin. 2020. Pandemik! COVID-19 Mengguncang Dunia. Penerbit Independen. Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun