Mohon tunggu...
Dimas RafiTriveb Dewantoro
Dimas RafiTriveb Dewantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Pasti bisa

Hanya anak gembala

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revolusi Industri 4.0 di Era Digital

7 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 7 Mei 2021   06:16 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam forum itu, semua stakeholder sepakat bahwa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus terlebih dahulu memahami pasar dan memetakan karakteristik dari ‘the underserved market’ alias pasar yang belum terlayani dengan baik oleh pemanfaatan teknologi.

Caroline Mangowal, peneliti dari RISE Research menambahkan, Indonesia menjadi salah satu target bagi para pemain industri dunia yang tengah berebut masuk pasar Indonesia. Karena itu, harus ada regulator yang dapat memproteksi serta menjaga keseimbangan di berbagai parameter

Kolaborasi di Era Digital

Masih dalam kesempatan yang sama, Strategic Planning Director Berakar Komunikasi Satriyo Wibowo menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perubahan yang begitu cepatnya di era digital saat ini.

“Poinnya adalah, perubahan yang mengubah kita sendiri, dan revolusi industri itu mau tak mau harus kita hadapi sekarang,” kata Satriyo.

Lalu lanjut, Satriyo mempertanyakan kesiapan Indonesia mengimplementasikan perubahan di era digital tersebut. “Satu hal penting adalah menyikapinya dan menjadikan tantangan itu sebagai peluang,” imbuhnya.

Satriyo pun memandang, untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, seharusnya para pelaku ekonomi kreatif bisa berpikir out of the box secara maksimal.

Kita seharusnya berpikir secara maksimal apa yang kita punya, inilah dasar pikiran Indibest Forum dibentuk. Kita sharing, berbagi pengetahuan yang mungkin berguna. Tak hanya untuk kita sendiri, tapi buat kita semua,” ucapnya.

Menurut Satriyo, sejalan dengan industri 4.0 yang tengah bergulir, sangat sulit berjalan secara sendirian. “Kita harus menghadapi ini bersama-sama. Harus berkolaborasi agar bisa membentuk ekosistem digital yang lebih kuat di tengah gempuran ekspansi asing,” pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun