Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya Gunung Kelud, maka terhitung tanggal 13 Februari 2014 pukul 21:15 WIB status kegiatan Gunung Kelud dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). Masyarakat di sekitar Gunung Kelud dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mendekati kawah dan yang ada di puncak Gunung Kelud dalam radius 10 km dari kawah aktif. Sekitar 1 jam 35 menit setelah menyandang status Awas, Gunung Kelud meletus, tepatnya pada pukul 22.50 WIB. Untuk sementara Tim PVMBG keluar dari Pos Pengamatan yang berjarak 8 km ke radius 10 km. Mengenal Gunung Kelud Gunung ini secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Puncaknya berada pada ketinggian 1717 (meter dpal) . Puncak kawah gunung ini, terletak di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Berikut peta rawan bencana gunung Kelud dari PVMBG: [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Peta Rawan Bencana Gunung Kelud (Sumber: PVMBG)"][/caption] Berikut peta animasi daerah berbahaya gunung Kelud: [caption id="" align="aligncenter" width="419" caption="Peta Animasi Daerah Berbahaya Gunung Kelud (Sumber: Ganjar)"]
Bahaya Abu Vulkanik
Hujan abu erupsi Gunung Kelud sampai wilayah barat Gunung Merapi atau sampai kota Magelang. Hujan abu tebal menyelimuti Jogja dengan ketebalan abu 2cm-3cm, dan langit masih gelap matahari tidak terlihat sampai pagi hari tanggal 14 Februari 2014. Hujan abu masih turun terus dengan lebat. Pukul 06.45 tanah memutih akibat abu vulkanik letusan gunung Kelud yang berjarak sekitar 350 - 400 Km dari Jogyakarta.
Sebaran debu vulkanik letusan Gunung Kelud Jawa Timur, dilihat dari citra satelit cuaca sejak pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB, 14 Februari pagi, terlihat debu vulkanik (warna putih seperti awan pada tanda panah merah), pada pukul 24.00 WIB menyebar di atas Blitar, Tulungagung, Kediri, Malang, Nganjuk, Jombang, dan kemudian tertiup angin menyebar ke arah barat hingga DIY, Jateng di sisi selatan, dan pantauan terakhir pada pukul 06.00 WIB pagi di atas pantai selatan Jateng hingga Ciamis, Jabar dan mayoritas sudah di atas Samudera Indonesia. Berikut citra satelitnya diambil dari posting Pak Dony, peneliti Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN:
[caption id="attachment_311969" align="aligncenter" width="648" caption="Citra Satelit Sebaran Debu Vulkanik Kelud (Sumber: Pak Dony, LAPAN)"]
Berikut citra radar cuaca BMKG yang berada di Stasiun Meteorologi Bandara Juanda, Surabaya:
[caption id="attachment_311970" align="aligncenter" width="538" caption="Citra Radar Cuaca Stamet Juanda BMKG Saat Erupsi Kelud"]
Masyarakat dihimbau agar selalu memakai masker yang sedikit dibasahi sebagai langkah paling bijak menghadapi hujan abu/debu vulkanik. Isu Menyesatkan
Sehubungan dengan meletusnya gunung Kelud, beredar informasi yang tidak benar (hoax). Masyarakat menerima SMS berantai yang mengatasnamakan BMKG. SMS tersebut berisi informasi antara lain menyebutkan akan terjadi letusan susulan dan peningkatan status menjadi Awas II dan akan terjadi gempa berkekuatan 6-8 Skala Richter. Informasi ini tidak benar dan sungguh sangat meresahkan masyarakat. BMKG tidak mengeluarkan informasi tersebut. Informasi yang resmi dari BMKG akan dikeluarkan melalui website www.bmkg.go.id atau twitter resminya @infoBMKG. Masalah gunung api ditangani oleh PVMBG yang memiliki website remi dengan alamat www.vsi.esdm.go.id.
Juga dengan SMS berantai yang mengatasnamakan Dr. Surono (Mbah Rono) mantan Kepala PVMBG itu tidak benar. Berikut pernyataan konfirmasi dari Mbah Rono:
"Mohon perhatian semua pihak. Saya tdk pernah meramal kapan dan berapa besar letusan gunungapi akan terjadi. Berdasar info sms beranantai saya meramalkan G Kelut akan meletus 2 jam lagi. KABAR TERSEBUT BOHONG, LETUSAN GUNUNGAPI TDK DPT DIRAMALKAN KAPAN DAN BERAPA BESAR LETUSANNYA AKAN TERJADI. SALAM: Surono Staf Ahli Menteri ESDM bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!