Mohon tunggu...
Putu Dilla Sasmita
Putu Dilla Sasmita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang haus akan Ilmu dan banjir akan rasa ingin tau.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Muda Khawatir tentang Apa Sekarang?

30 Maret 2023   12:10 Diperbarui: 30 Maret 2023   12:47 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan insan yang multy perasaan. Melihat kejamnya kehidupan dimata anak muda saat ini adalah kekhawatiran dan rasa takut yang menyelimuti hari-hari mereka. Rasa takut memang terus ada dalam diri manusia terutama di masa-masa akan dewasa. 

Yaa kita yang saat ini menginjak usia 17 sampai usia 23 tahun, merasakan khekawatiran yang tidak tau harus kita terima atau bagaimana? Yang seakan menemani hari-hari yang penuh dengan perjuangan dan kegagalan. Banyak jenis rasa khawatir yang dirasakan anak muda saat ini, rasa khawatir akan masa depan, rasa khawatir akan keluarga, rasa khawatir akan hubungan relationship, rasa khekawatiran akan pekerjaan, rasa kekhawatiran akan pendidikan, dan bahkan khawatir tentang diri sendiri. Benar kan??

Dimasa-masa menginjak dewasa adalah perasaan yang senang, merasakan hal yang exited, takut? Pasti, tidak tau harus bagaimana, merasa sendiri, menentukan banyak rencana, banyak keputusan, stress, capek, kadang juga perlu penyemangat. Dulu masa-masa kecil sangatlah menyenangkan dan tidak memikirkan hal-hal yang membuat overthinking, tapi ingin dewasa saat itu. 

Sekarang sudah dewasa ingin kembali ke masa kecil lagi. Tapi apakah kita akan terus berada pada posisi dan keadaan tersebut? Pasti terlintas bagaimana cara kita menghadapi rasa tersebut. Memang orang memiliki cara masing-masing bagaimana mereka menghadapi masalah hidupnya terutama rasa khawatir yang berujung racun stress yang mengalir pada diri kita. Pertama kita kenali dulu rasa apa yang ada dalam diri kita, rasa khawatir atau rasa takut, cemas , atau sudah ke tahap stress? 

Rasa "takut" adalah  rasa yang kita tahu sumbernya karena apa, rasa takut karena melihat hantu? Takut nilai ujian jelek. Kalua "cemas" itu kita tidak tau apa penyebabnya, rasa khawatir yang berlebihan. Kalau stress atau "tekanan" adalah sesuatu yang mengganggu keseimbangan, pikiran di hidup kita, bisa dibilang tekanan yang berlebihan. Apabila rasa tress itu terus terjadi itu sudah masuk kedalam fase cemas, jika terus berlanjut akan mengakibatkan "depresi". Bayak orang merasakan cemas biasa saja lalu merasakan khawatir akan suatu hal, lalu tidak mendapatkan solusi akan hal tersebut membuat dia depresi.

Nah inilah yang terjadi saat ini, banyak anak muda yang tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri, tidak mengenal masalah yang mereka hadapi sehingga merasa hopeless, lalu merasa sedih, dan pada tahap putus asa tidak ada harapan, hidup kok begini-begini aja? Dan merasa hidup dan diri kita ini tidak berarti dan akhirnya terjadi insiden merugikan diri sendiri dan orang lain seperti bunuh diri. 

Nah rasa dan persepsi itu yang harus kita update pada pemikiran atau mindset kita dewasa ini. Anak muda saat ini harus beradaptasi dengan lingkungan, teknologi dan bahkan dengan diri sendiri. Samahalnya dengan gelas yang terisi dengan penuh cara kita mengurangi hal tersebut ya dengan mengeluarkannya, sama dengan stress/khawatir/cemas jika terus terisi atau terjadi sedikit demi sekit yang menumpuk dan penuh sampai meluap ya menyebabkan hal yang buruk, apapun yang berlebihan tidak baik pada diri kita sendiri. Maka dari itu keluarkanlah sedikit demi sedikit dengan berbicara atau menceritakannya dengan orang lain, berdamai dengan diri sendiri, healing atau pergi ketempat yang disukai, hidup sehat juga akan membawa pada pola pikiran yang segar, berfikir dengan logis dan memikirkan hal berkali-kali dulu sebelum diputuskan atau singkatnya bijak berpikir dan bertindak.

Disamping kita meringankannya dengan suatu kejadian yang manis, sangat penting juga kita merubah persepsi kita dengan apa yang kita alami. Kenapa saya bilang merubah persepsi itu penting? Misalnya holiday dengan keluarga memang lelah dibandingkan kita duduk manis kerja di kantor. Tapi holiday kita dengan keluarga bisa kumpul menghabiskan waktu bersama yang merubah bahwa liburan dengan keluarga itu menyenangkan. 

Contoh sederhana lainnya, di saat kuliah kita diberikan tugas yang menurut kita banyak dan sulit membuat kita stress dan mengecap dosen nya sangat kiler. Tapi jika kita merubah persepsi kita bahwa tugas itu adalah poin/kunci/ latihan kita untuk memahami materi yang diberikan, lebih mau berusaha mencari informasi dan diakhir kita sudah berpengalaman dengan banyak tugas diberikan , disamping itu kita bisa menilai diri kita sendiri bahwa kita bisa melewati tantangan menyelesaikan tugas yang diberikan, bangga dengan diri sediri. Satu contoh lagi, mengikuti organisasi itu membuang-buang waktu, capek dan tidak mendapatkan apa-apa, tapi jika kita merubah persepsi kita pada organisasi itu kita bisa memikirkan bahwa organisasi itu akan mengajarkan kita mengembangkan velua diri kita, banyak pengalaman dan relasi yang tentu menguntungkan kita. Ya dibilang investasi diri yang  tidak bisa kita bagi dan habis.

Tidak hanya tentang pendidikan, masa depan, pekerjaan, bahkan di dalam hubungan relationship yang marak saat ini dialami anak muda juga perlu kita perhatikan dan kendalikan. Pada initinya kita bisa memanajemen persepsi kita pada suatu keadaan atau masalah yang kita hadapi (possitif thinking), berfikir jangka panjang dan berpikir dean realistis, logis dan bijaksana. 

Jika kita bisa melakukan hal tersebut, anak muda kan dengan mudah memutuskan hal yang mereka hadapi, dapat memecahkan masalah mereka, semangat dan percaya diri, dan pentingnya tidak terpengarus dengan rasa khawatir,cemas, takut dan bahkan depresi karena kita sudah mengenali dan bisa mengendalikan rasa tersebut tidak meracuni rasa percaya diri kita. Bukan hanya di anak muda saja bisa mengenal rasa khawatir, memanajeman persepsi, mengendalikan diri, mengenali masalah dan tetap yakin kita bisa melewatinya, tetapi juga semua orang biak itu orang tua, kalangan bapak-bapak atau ibu-ibu dan bahkan masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun