Selanjutnya, Asoc. Prof. Dr. Saifon Songsiengchai memperkenalkan gagasan menarik tentang "SAIFON Guidelines" untuk pengembangan profesi guru prajabatan. Menurutnya, calon guru memerlukan pelatihan dengan metode yang memadai untuk mengembangkan kompetensi pedagoginya dalam rangka menjamin kualitas mereka. "Hal ini tidak hanya penting, tetapi juga mendesak untuk dilakukan karena berdampak pada hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan secara keseluruhan," ungkapnya.
SAIFON Guideline mencakup enam tahapan dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar calon guru Bahasa Inggris, yaitu survei kebutuhan guru, mengasosiasikan rencana pembelajaran dengan hasil survei, menginstruksikan strategi pengajaran, memberikan umpan balik pada praktik pembelajaran, mengobservasi praktik pembelajaran, dan menyampaikan masalah beserta solusinya.Â
Yang pertama dan utama dalam penerapan SAIFON Guidelines dalam rangka mencapai SDGs, tambah Saifon, adalah memperhatikan konten SDGs. "Calon guru perlu memahami apa saja konten SDGs dan alasan mengapa guru perlu meningkatkan kesadaran siswa terhadap SDGs. Dengan begitu, guru dapat menerapkan SDGs dalam pembelajaran melalui pembelajaran aktif," tegasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari delapan doktor baru FKIP UMM yang terbagi dalam dua sesi paralel. Masing-masing doktor mempresentasikan berbagai topik yang linier dengan bidang keahlian yang digeluti. Sebut saja, Dr. Nur Widodo, M.Kes  yang membahas tentang model EMCONTAN model untuk mengembangkan keterampilan literasi lingkungan, berpikir kreatif, dan kolaborasi; Dr. Agung Deddiliawan Ismail, M. Pd yang membahas tentang Computational Thinking, Dr. Dyah Worowirasti Ekawati, M.Pd yang membahas tentang kemampuan siswa SD dalam menyelesaikan masalah dua dimensi; Dr. Husamah, M.Pd yang membahas tentang sustainability competence, Dr. Erna Yayuk, M.Pd yang membahas tentang, Dr. Rina Wahyu Setya Ningrum, M.A yang membahas tentang translation, translanguaging, dan trans-semiotizing; Dr. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd yang membahas tentang HOTs; dan Dr. Beti Istanti Suwandayani, M.Pd yang membahas tentang media pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.Â
Para peserta sangat antusias mengikuti gelaran ini, terlihat dari keaktivan para peserta dalam sesi tanya jawab. Pada akhirnya, konferensi ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga melahirkan berbagai kolaborasi yang kontributif terhadap transformasi pendidikan untuk pendidikan berkelanjutan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H