Mohon tunggu...
dilla rahma
dilla rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasianer

peminat pendidikan, linguistik, dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Komitemen Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM Dampingi Guru Tingkatkan Kompetensi Menulis dan Publikasi

15 Februari 2024   20:42 Diperbarui: 15 Februari 2024   20:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MALANG-- Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi visi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan catur dharma perguruan tinggi, utamanya darma pengabdian kepada masyarakat. FKIP UMM terus mendorong pada dosen untuk terjun ke sekolah-sekolah dan memberikan pendampingan peningkatan kualitas pembelajaran.

Kali ini, tim dosen dosen Pendidikan Bahasa Indonesia yang turut andil dalam mendampingi guru SMA Negeri Panjura Malang meningkatkan kompetensi menulis dan publikasi. Kegiatan yang diikuti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan 12 ini berlangsung selama tujuh bulan, September 2023 hingga Januari 2024. Hadir sebagai pemateri, dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM Drs. Sudjalil, Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si., dan Fida Pangesti, S.Pd., M.A.

Ketua Pelaksana, Sudjalil, menyatakan pelatihan merupakan upaya mengembangkan iklim literasi bagi guru, utamanya literasi menulis. Pelatihan difokuskan penulisan best practice dan penulisan kreatif. Pasalnya, tulisan ini tidak hanya berkontribusi terhadap pengembangan profesionalisme guru, tetapi juga pada peningkatan kualitas pembelajaran.

"Guru dituntut memiliki kompetensi menulis. Karya tulis guru berkontribusi dalam kenaikan pangkat guru. Misalnya saja, best practice memiliki angka kredit 2 poin. Tapi, yang lebih penting lagi adalah dari menulis ini guru akan terbiasa melakukan refleksi pembelajaran dan menjadi inspirasi bagai guru-guru lain melalui publikasi praktik baik pembelajarannya," tandas Sudjalil.

Melihat urgensi dan relevansi tersebut, para peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Mereka terlibat aktif dalam diskusi interaktif, sesi tanya jawab, dan brainstorming penggalian ide tulisan. Mereka diajak untuk berpikir kritis dan reflektif dalam menentukan apa yang akan dituangkan dalam tulisannya.

Dalam sesi tersebut, Dr. Daroe Iswatiningsih menegaskan bahwa pada dasarnya para peserta sudah memiliki bahan yang melimpah dalam menulis. Para peserta dapat memanfaatkan berbagai pengalaman pembelajaran yang dimiliki. "Para peserta memiliki pengetahuan di bidang mapel yang ditekuni. Pengalaman dan keterampilan mengajar dengan berbagai metode, media, evaluasi dan hasil. Pengalaman berupa perasaan dan emosi saat mengajar & berinteraksi dengan siswa. Itu adalah hal-hal luar biasa yang bisa dituangkan dalam tulisan," ujar Daroe.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara sinkronus dan asinkronus. Pada kegiatan sinkronus, tim pengabdian Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM berkunjung ke SMAN Panjura Malang untuk memberikan pelatihan menulis. Selanjutnya, pada kegiatan asinkronus, tim pengabdian melakukan pendampingan berupa review hasil tulisan guru. Pada akhirnya, tulisan yang telah dihasilkan ini dipublikasikan, baik di majalah sekolah, koran, maupun jurnal sesuai dengan jenis tulisan.

Di lain pihak, kepala SMAN Panjura Malang menyatakan, pendampingan pengembangan keterampilan menulis bagi guru ini bisa menjadi jembatan bagi implementasi Gerakan Literasi Sekolah, utamanya pada fase pembelajaran. Guru mendapatkan pemodelan bagaimana melatih siswa dalam keterampilan menulis. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadi medium bagi branding institusi. Karenanya, ia sangat bersyukur dapat berkolaborasi dengan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM.

"Dengan adanya pendampingan ini, SDM kami semakin berkembang dan tercipta budaya menulis di SMAN Panjura ini. Ke depan, saya berharap kolaborasi ini tidak berhenti sampai di sini. Kami ingin membuat beberapa buku best practice pengembangan karakter religious yang menjadi salah satu keunggulan kami," pungkas Dra. Sri Wahyuningsih Swadayanti. (*fd)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun