Mohon tunggu...
dilla rahma
dilla rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasianer

peminat pendidikan, linguistik, dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Perjuangan Alumni UMM hingga Menjadi Direktur PERIISAI

7 Maret 2021   10:10 Diperbarui: 7 Maret 2021   10:16 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam bahasa beliau, ini Scopus Syariah. Publikasi artikel Scopus yang tidak berbayar," tambahnya.

Di lain sisi, ketika mengikuti workshop-workshop itu, Hasto kemudian menyadari bahwa ia tidak sendirian. Ada banyak sekali dosen yang juga masih terseok-seok dalam meneliti dan menulis artikel. Berangkat dari sana, bersama ketiga koleganyaSandy Ferdiansyah, Rahman, dan Inayatul Mukaromahia pun mendirikan "Komunitas Menulis Banyuwangi" pada tahun 2017 sebagai wadah untuk para dosen-peneliti, akademisi, dan praktisi untuk saling belajar dan menghasilkan karya nyata di publikasi riset dan buku. Mereka pun meminta  Prof. Handoyo Puji Widodo sebagai pembina.

Menjadi Direktur PERIISAI

Komunitas Meneliti Banyuwangi berkembang dengan pesat. Aktivitasnya tidak hanya diikuti oleh dosen atau peneliti di Banyuwangi dan jenis kegiatannya pun berkembang. Jika awalnya hanya berupa workshop, tahun 2020 dilaksanakan sayembara penulisan artikel dan dilakukan pendampingan secara intensif hingga terbit di Journal of International Students terindeks Scopus Q2 tak berbayar.

Akhirnya, awal tahun 2021 Prof. Handoyo menginisiasi pembentukan  Perkumpulan Peneliti dan Penulis Ilmu Sosial Indonesia (PERIISAI). Lewat rapat internal komunitas, akhirnya muncullah nama Hastowohadi sebagai direktur.

Sejujurnya, ungkap Hasto, ia tidak menyangka akan ditunjuk sebagai direktur. Menurutnya, ia belum pantas berada pada posisi itu. Namun, atas dukungan dari sesama pengurus dan juga Prof. Handoyo, ia memberanikan diri untuk melaksanakan amanah itu. Saat ini, PERIISAI sudah memiliki 300 anggota aktif. Ia pun berharap PERIISAI bisa berkontribusi besar dalam dunia riset Indonesia.

"Sudah waktunya karya-karya peneliti Indonesia merajai publikasi internasional. Itu hanya bisa dicapai bila kita punya niatan untuk terus belajar dari para mentor yang benar-benar telah terbukti hasilnya. Nah, PERIISAI ada untuk itu, sehingga harapannya tentu bahwa PERIISAI bisa memberi dampak terhadap internasionalisasi penelitian Indonesia," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun