Berbicara masalah pekerjaan tentu berkaitan dengan tekanan atau presure yang didapatkan dari pihak pemilik usaha. Hal ini berkaitan dengan persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pengusaha untuk menjadi yang terbaik dan paling unggul. Pemilik usaha tentunya mereka memiliki rencana usaha yang matang untuk mencapai target-target yang ingin dicapai baik itu dalam proses produksi maupun untuk meningkatkan produktifitas perusahaannya.
Dapat di katakan mendapatkan tuntutan pekerjaan di tempat kita bekerja merupakan hal yang lumrah bahkan mungkin akan terasa aneh apabila kita bekerja tetapi pemilik usaha atau pemberi kerja tidak memberikan tuntutan atau target kepada pekerjanya. Tentu tuntutan pekerjaan yang dimaksud adalah yang wajar dan disesuaikan dengan kapabilitas pekerja, serta tidak melanggar kontrak maupun perjanjian kerja yang telah disetujui kedua belah pihak.
Ketika mendapatkan tuntutan pekerjaan, masing-masing karyawan akan meresponnya dengan cara yang berbeda-beda. Mungkin ada beberapa dari mereka yang tidak merasa bekerja dibawah tekanan dan enjoy menjalani pekerjaannya, tetapi ada pula yang sangat terbebani dengan tuntutan pekerjaan yang diberikan, hal tersebut dapat mengakibatkan sres.
Menurut Charles D Speilberger, sters merupakan tuntutan-tuntutan yang berasal dari luar atau eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam suatu lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Sedangkan menurut Cranwell-Ward (1987) mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi fisiologik dan psikologik yang terjadi jika orang mempersepsikan suatu ketidakseimbangan antara tingkat tuntutan yang dibebankan dan kemampuan orang tersebut dalam memenuhi tuntutan itu. Jadi stres merupakan sebuah reaksi yang ditunjukan oleh seseorang ketika mendapatkan sebuah tuntutan dari eksternal ketika seseorang tersebut tidak dapat memenuhi tuntutan yang diberikan kepadanya.
Stres bisa dialami oleh siapapun seperti siswa, guru, mahasiswa, dosen, pekerja, pemberi kerja, pemimpin dan lain sebagainya, kemudian stres juga dapat terjadi ketika kita berada di lingkungan manapun, seperti dalam keluarga, organisasi, sekolah termasuk juga di lingkungan kerja.
Stres Kerja
Stres kerja menurut Luthans (2006) merupakan sebuah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang dapat menghasilkan atau menimbulkan penyimpangan fisik, psikologis dan atau perilaku anggota organisasi. Menurut Robbins (2006) stres kerja adalah sebuah kondisi dinamik yang di dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan sesuatu yang sangat diinginkan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai sesuatu yang tidak pasti tetapi merupakan hal yang penting. Berdasarkan definisi dari kedua ahli, kita dapat melihat bahwa stres kerja merupakan sebuah stres yang terjadi dalam lingkungan organisasi atau industri.
Di dalam stress kerja terdapat beberapa aspek, berikut merupakan aspek-aspek stres kerja menurut Robbins (2006):
- Aspek fisiologis, ketika seseorang sedang mengalami stres, aspek fisiologis ini merupakan sesuatu tanda atau gejala yang dapat dilihat. Seperti sakit kepala, sakit punggung, otot terasa kaku, lelah, tekanan darah naik dan lain sebagainya.
- Aspek psikologis, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi manusia seperti cemas, mudah marah, gelisah, bingung dll.
- Yang ketiga adalah aspek perilaku, seperti mudah mempersalahkan orang lain, tidak menepati janji, suka mencari kesalahan orang lain, tidur tidak teratur.
Dari definisi tentang apa itu stres kerja, kita mengetahui bahwa stres kerja ini dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya eksternal, berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja.
Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut Robbins (2006), berikut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres kerja:
- Faktor Lingkungan, didalam sebuah organisasi tentu akan banyak perubahan yang terjadi dan hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat stres dikalangan karyawan.
- Faktor Organisasional, para pekerja dalam sebuah organisasi akan selalu mendapatkan tugas ataupun tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu, sehingga terkadang beberapa orang mengalami stres.
- Faktor Individual, hal ini berkaitan dengan pribadi karyawan, seperti persoalan keluarga, masalah ekonomi dan juga karakteristik kepribadian bawaan.
Jadi stres kerja yang dialami seseorang dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun ketika kita berbicara persoalan manusia tentu kita tidak dapat menyama ratakan anatar satu dengan yang liannya. Pasti banyak dari kita yang mendengar dan bahkan mungkin kita juga pernah mengatakan kata-kata “lebay gitu doang stres” “masa masalah ginian aja sampe sebegitunya si” dan lain sebagainya, intinya salah seorang yang mungkin tidak bermaksud meremehkan maupun merasa lebih hebat terkait apa yang dirasakan oleh yang lainnya, akan tetapi secara tidak sadar kita telah membanding-bandingkan mereka dengan kita, padahal tingkat toleransi seseorang terhadap suatu tekanan atau tuntutan akan berbeda-beda.
Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan
Stres kerja yang dialami karyawan juga dapat mempengaruhi dirinya sendiri akan tetapi juga mempengaruhi perusahaan atau tempat ia bekerja. Menurut Jacinta (2002) dampak stres kerja karyawan terhadap perusahaan adalah sebagai berikut:
- Mengakibatkan kekacauan maupun hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerjanya
- Menganggu kenormalan aktivitas kerja
- Dapat menurunkan produktivitas
- Menurutkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.