Mohon tunggu...
Dilla JukhruPianisa
Dilla JukhruPianisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Salah Kaprah Pemaknaan Kata dalam Bahasa Indonesia

1 April 2021   16:54 Diperbarui: 2 April 2021   09:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa merupakan segala bentuk komunikasi antara anggota masyarakat baik secara lisan maupun tulisan.

Sebagai masyarakat Indonesia, tentu kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Namun, ternyata banyak kesalahpahaman yang terjadi pada saat kita berbahasa.

Salah kaprah itu apa? Salah kaprah artinya kesalahan yang digunakan secara luas sehingga dianggap kaprah (biasa;lumrah) atau dianggap sebagai kebenaran. Inilah beberapa salah kaprah bahasa yang sering terjadi pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain.

1. Acuh

Kata“acuh” merupakan kata yang paling sering disalahartikan. Bagi kebanyakan orang, acuh itu berarti cuek dan tidak perhatian. Padahal menurut kamus, kata acuh bermakna peduli, perhatian, dan mengindahkan.

2. Kata antisosial sering diartikan sebagai asosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) antisosial memiliki arti tidak suka bergaul dan cenderung mengganggu ketenteraman umum. Sedangkan kata yang tepat untuk menggambarkan orang jarang bergaul dan cenderung lebih suka hidup menyendiri adalah asosial.

3. Kata geming dan tak bergeming sering membuat orang bingung

Kata “bergeming” memiliki makna diam atau tidak bergerak sedikitpun. Banyak orang yang menganggap bahwa tak bergeming adalah tak bergerak sama sekali. Jika kamu mengatakan tak bergeming maka secara harfiah justru bermakna ganda. Jadi, cukup utarakan tergeming yang artinya terdiam atau tidak bergerak.

4. Seronok

Kata “seronok” seringkali diartikan vulgar, tidak sopan, perilaku atau perbuatan yang kasar. Padahal makna dari seronok sangat positif yaitu menyenangkan hati, sedap dilihat maupun didengar.

5. Nyinyir

Akhir-akhir ini dalam media sosial, nyinyir seringkali dianggap sama dengan julid yang berarti iri dan dengki. Padahal dalam KBBI nyinyir memiliki makna mengulang-ulang perintah atau permintaan; cerewet.

6. Merubah atau mengubah?

Kata mengubah merupakan kata yang tepat, maksudnya adalah menjadikan lain dari semula. Kata dasar ubah yang kemudian ditambahkan imbuhan menjadi mengubah. Sedangkan merubah secara harfiah bermakna seekor rubah. Jadi, jangan sampai salah kaprah lagi ya?

Itulah beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang masih sering disalahartikan oleh banyak orang. Semoga artikel ini bisa membantu kamu dalam berbahasa dengan lebih baik lagi!

Ditulis oleh, Dilla Jukhru Pianisa 

[Mahasiswi Universitas Pamulang jurusan Sastra Indonesia – S1]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun