pendidikan, sedangkan tema adalah pokok pikiran. Adapun menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada pendidikan anak usia dini kurikulum yang digunakan adalah berbentuk tema, di mana guru secara bersama menentukan tema yang cocok untuk anak yang disesuaikan dengan lingkungan lembaga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembagaTema yang merupakan sebuah pokok pikiran disampaikan melalui aliran TFP (term, fact, and principle). Term merupakan informasi umum yang bisa didapatkan anak melalui pengalaman, orang dewasa/guru, dan teman. Informasi yang diberikan atau dialirkan kepada anak hendaklah merupakan keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu hal yang benar-benar ada atau terjadi (fact), dan sesuatu yang benar dan menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak (principle).
Kurikulum tema pada PAUD mempunyai karakter tersendiri menurut para ahli:
- Menurut Dewey, kurikulum berhubungan dengan hidup yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tema dipilih berdasarkan materi kehidupan yang mengalir melalui kurikulum yang disusun.
- Menurut Hendrik (1986), pengajaran melalui tema menolong anak untuk membangun "an overll sense of direction and consolidation" dalam pembela- jarannya.
- Menurut Osborn (1983), melalui program yang berdasarkan tema, anak dapat membangun hubungan antara potongan- potongan (fragment) informasi menjadi bentuk konsep yang abstrak dan lebih kompleks.
Kurikulum yang disusun dalam "tema" membuat anak melibat- kan dirinya di dalam semua area yang mereka pelajari dan menjadikan mereka untuk selalu tertarik pada suatu topik dengan sikap ingin tahu. Dalam hal ini guru harus mampu mengorganisasikan antara pikiran dan rencana (planning), sehingga dapat memilih aktivitas yang bermanfaat untuk anak. Dengan cara guru mengumpulkan semua data dan diorganisasikan sebagai dasar perencanaan oleh mereka, di mana hal ini berguna untuk menjaga dan meningkatkan akurasi informasi yang mendukung anak.
Untuk pembelajaran, materi harus berasal dari suatu pengalaman yang dekat dengan kehidupan anak. Tema selain merupakan bingkai dari materi pembelajaran yang sudah direncanakan, juga dibutuhkan guru guna menarik perhatian anak untuk mereka bisa fokus terhadap:
- Karakteristik dan detail dari topik yang spesifik.
- Menyebutkan dan mendeskripsikan suatu objek dan prosesnya.
- Memberikan detail bagaimana kerja dari sesuatu.
- Bertanya serta menjawab pertanyaan anak.
Kegiatan tanpa tema akan membuat pembelajaran menjadi bias dan tidak fokus, guru yang mengajar tanpa tema akan membawa pem belajaran kehilangan arah sehingga membuat pembelajaran menjadi monoton dan tidak berkembang.
Tema pembelajaran hendaklah berhubungan dengan delapan domain anak yang dikembangkan. Berdasarkan penelitian Litbang CCCRT (2011), ada delapan aspek perkembangan (curricular domain) yang dapat dinilai dalam pembelajaran anak usia dini, yaitu:
- Estetik (Aesthetics).
- Afeksi (Affective Development).
- Kognisi (Cognition).
- Bahasa (Language).
- Fisik (Physical).
- Sosial (Social Development).
- Pembangunan (Construction).
- Bermain Pura-pura (Pretend Play).
Dalam menentukan sebuah tema yang akan dikembangkan dalam proses penyelenggaraan pembelajaran PAUD, diperlukan beberapa prinsip yang harus diketahui oleh guru sebagai tenaga pendidik yang bertanggung jawab terhadap penentuan tema belajar.
Prinsip-prinsip dalam menentukan tema sebagai berikut:
- Tema harus berhubungan langsung dengan pengalaman hidup yang sesungguhnya dan dibangun dari apa yang sudah mereka tahu.
- Setiap tema harus merepresentasikan konsep-konsep untuk anak dapat menemukan lebih lanjut dan tingkat kerumitan yang lebih tinggi.
- Harus didukung dengan sumber-sumber yang akurat dan banyak.
- Pada setiap tema materi yang membangun semua domain harus berintegrasi dan "interwoven" dalam proses belajar (attending, observation, listening, remembering, dan recalling).
- Kegiatan main anak di sentra, melalui pengalaman-penagalaman langsung dengan objek nyata untuk anak dapat melakukan percobaan, kegiatan manipulasi, serta mendiskusikannya.
- Kegiatan-kegiatan yang diberikan harus ditujukan pada semua aspek perkembangan dan melibatkan anak secara langsung.
- Memperlihatkan intensitas dan densitas dari setiap konsep melalui macam-macam kegiatan.
- Setiap tema dapat dikembangkan atau direvisi sesuai dengan tampilan pemahaman dan ketertarikan anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H