Mohon tunggu...
Dilla Bima
Dilla Bima Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Shoping

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Sosial

21 Oktober 2024   09:06 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piaget merupakan dua teori yang sangat berpengaruh dalam bidang psikologi perkembangan. Meskipun kedua tokoh ini memiliki pendekatan yang berbeda, keduanya memberikan kontribusi besar dalam memahami bagaimana anak-anak berkembang dalam konteks sosial dan kognitif. Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori mereka secara rinci.

Teori Perkembangan Sosial Jean Piaget

Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss, dikenal dengan teori perkembangan kognitifnya yang sangat berpengaruh. Meskipun fokus utama Piaget adalah pada bagaimana anak-anak mengembangkan kemampuan kognitif, aspek sosial juga memainkan peran penting dalam teorinya. Piaget memandang perkembangan sebagai suatu proses yang terjadi dalam tahap-tahap yang berurutan, masing-masing dengan karakteristik kognitif yang berbeda. Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu:

Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan dunia fisik di sekitar mereka, seperti menggenggam benda, merasakan tekstur, dan melihat benda bergerak.

Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Di tahap ini, anak-anak mulai menggunakan bahasa dan simbol-simbol untuk menggambarkan dunia, tetapi berpikir mereka masih sangat egosentris. Mereka kesulitan untuk memahami perspektif orang lain.

Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak-anak mulai bisa berpikir secara logis mengenai benda yang ada di sekitar mereka, tetapi masih terikat pada situasi konkret. Mereka bisa melakukan operasi mental seperti klasifikasi dan pengurutan objek.

Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Pada tahap ini, anak-anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan hipotetik, memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks dan berpikir secara logis tentang ide-ide abstrak.

Piaget memandang perkembangan sosial anak sebagai bagian dari proses kognitif. Sebagai contoh, pada tahap praoperasional, anak-anak belum bisa sepenuhnya memahami sudut pandang orang lain, yang berarti mereka cenderung egosentris. Kemampuan untuk berempati dan melihat perspektif orang lain berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan kognitif mereka.

Piaget juga menekankan pentingnya permainan dalam perkembangan sosial anak. Melalui permainan, anak-anak belajar berinteraksi dengan orang lain, memahami aturan sosial, dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Misalnya, dalam permainan "berpura-pura," anak-anak belajar peran sosial dan memahami bagaimana orang lain mungkin berpikir dan merasa dalam situasi tertentu.

Teori Perkembangan Sosial Lev Vygotsky

Sementara Piaget fokus pada perkembangan kognitif anak secara individual, Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, lebih menekankan pentingnya konteks sosial dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif anak tidak hanya terjadi dalam pikiran anak itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi secara signifikan oleh interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya. Beberapa konsep penting dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan proksimal (ZPD) dan peran bahasa dalam perkembangan.

Zona Perkembangan Proksimal (ZPD): Konsep ini menggambarkan perbedaan antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain, seperti seorang guru atau teman sebaya yang lebih kompeten. Anak-anak dapat belajar hal-hal baru dan mengembangkan keterampilan mereka ketika mereka menerima bantuan dari orang lain yang sudah lebih mahir, dalam batas kemampuan mereka. ZPD menggambarkan ruang bagi potensi perkembangan yang ada dalam diri anak, yang hanya bisa dicapai dengan bantuan sosial yang sesuai.

Peran Bahasa: Menurut Vygotsky, bahasa adalah alat penting dalam perkembangan kognitif. Bahasa bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga sarana untuk berpikir. Melalui percakapan dengan orang lain, anak-anak belajar bagaimana mengorganisasi pikiran mereka dan memahami konsep-konsep yang lebih abstrak. Vygotsky menekankan pentingnya dialog dalam pembelajaran, yang memungkinkan anak-anak untuk memproses ide-ide dan memperdalam pemahaman mereka.

Internalisasi: Vygotsky percaya bahwa anak-anak pada awalnya belajar melalui interaksi sosial dan secara bertahap menginternalisasi pengetahuan tersebut untuk digunakan dalam berpikir dan bertindak secara mandiri. Proses ini terjadi ketika anak-anak mendengar dan berbicara dengan orang dewasa atau teman sebaya, dan kemudian mereka menyerap pengetahuan yang dibagikan dalam interaksi tersebut.

Vygotsky juga menekankan peran budaya dalam perkembangan. Menurutnya, anak-anak belajar banyak dari budaya mereka, baik dalam bentuk nilai-nilai, norma-norma sosial, maupun alat-alat kognitif yang berkembang dalam masyarakat mereka. Oleh karena itu, perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya di mana mereka tumbuh.

Perbandingan antara Piaget dan Vygotsky

Meskipun Piaget dan Vygotsky memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami perkembangan sosial anak, ada beberapa perbedaan kunci antara keduanya:

Peran Sosial: Piaget lebih menekankan perkembangan kognitif sebagai proses individual yang terjadi melalui pengalaman pribadi, sedangkan Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif dan sosial anak sangat bergantung pada interaksi sosial dan konteks budaya.

Peran Bahasa: Piaget melihat bahasa sebagai produk dari perkembangan kognitif, sementara Vygotsky melihat bahasa sebagai alat yang sangat penting untuk perkembangan kognitif dan sosial, yang memungkinkan anak untuk berpikir dan belajar dalam konteks sosial.

Tingkat Perkembangan: Piaget menganggap perkembangan anak sebagai proses yang berlangsung dalam tahap-tahap tertentu, sedangkan Vygotsky lebih fokus pada kemampuan anak untuk berkembang dengan bantuan orang lain, yang dapat mempercepat perkembangan mereka.

Secara keseluruhan, teori Piaget dan Vygotsky memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana anak berkembang baik secara kognitif maupun sosial. Sementara Piaget lebih mengutamakan individu dalam proses perkembangan, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks budaya dalam membentuk kemampuan kognitif dan sosial anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun