Mohon tunggu...
Dillah Aprillia Rahmayanti
Dillah Aprillia Rahmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life is Journey to Learn n Give

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SelfHealing: Penyembuh Terbaik, Berdamai dengan Diri Sendiri? Siapa Takut!

19 Juni 2021   08:27 Diperbarui: 19 Juni 2021   08:33 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Healing, suatu proses penyembuhan diri dari luka batin akibat adanya gangguan psikologis, trauma, dan sejenisnya. Umumnya ketika orang terluka maka akan mencari penyembuh yang dapat mengobati lukanya. Tapi tau nggak sih? Sebenarnya manusia itu punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Self healing inilah yang diterapkan dalam penyembuhan diri dari luka batin yang sangat mengganggu emosi seseorang.

Sebagian besar orang pasti pernah mengalami masalah emosional atau gangguan mental seperti kesedihan yang mendalam, kecemasan terhadap suatu hal, overthinking, trauma karena masa lalu, hingga marah kepada diri sendiri yang dapat berujung depresi. Selama hidup, tentunya kita semua melewati banyak peristiwa baik maupun buruk yang pernah terjadi. Beberapa peristiwa itulah yang dapat meninggalkan luka batin dengan waktu yang terbilang cukup lama.

Bukan hal yang tidak mungkin bagi seseorang untuk menyembuhkan dirinya sendiri menggunakan kemampuan yang dimilikinya. Yakin dan percaya bahwa diri ini bisa sembuh dari luka batin yang pernah ada. Kemampuan itu yang akan menjadi obat paling penting untuk menyembuhkan diri. Tentunya kita tidak bisa mencapai proses ini dengan cara yang instan. Bagi sebagian orang juga hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh keberanian untuk memulainya.

Semakin kita menolak dan berusaha untuk mengabaikan luka maka akan semakin sulit pula proses menyembuhkannya. Lalu, hal apa yang perlu dilakukan agar rasa sakit itu dapat berkurang seiring berjalannya waktu? Ya, selfhealing menjadi salah satu jawaban dari pertanyaan itu. Tujuannya agar masalah yang masih ada di dalam dirimu bisa segera terselesaikan dan tidak meninggalkan luka mendalam.

Dalam proses penyembuhan diri ini, tidak hanya membantu mencapai apa yang menjadi tujuan kita tetapi juga bagaimana kita dapat menikmati hasil dari setiap perjalanan tersebut. Melalui selfhealing, kita akan lebih mampu menerima luka batin dan melepaskannya sehingga membuat kita lebih bisa menikmati hidup. Jadi, meskipun ingatan tentang masa lalu tidak bisa dihilangkan, setidaknya rasa sakit yang membersamai ingatan tersebut, tidak lagi kita rasakan.

Proses selfhealing memang terkadang menyakitkan. Hampir semua orang yang sedang dalam fase ini setuju terhadap pernyataan tersebut. Karena untuk memulainya, kita perlu untuk membuka kembali luka yang membuat teringat dengan peristiwa buruk yang pernah terjadi dan pastinya akan membuat kita merasakan sakitnya kembali. Namun hal inilah yang dapat membantu kita untuk dapat lebih mengenali luka yang pernah kita alami hingga kemudian belajar menerima luka itu.

Semua orang berhak sedih, kecewa, hingga marah terhadap hal tersebut. Namun, apakah kemudian dengan cara menyalahkan diri sendiri itu merupakan hal yang benar? Tentu tidak. Cobalah lebih baik kita menerima kenyataan yang sudah ada dan berdamai dengan keadaan.

Banyak cara dan metode untuk selfhealing, salah satunya di sini berdamai dengan diri sendiri. Mulailah dengan berdialog pada dirimu sendiri. Terkadang seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain. Padahal sebaiknya setiap orang lebih memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu, karena dengan begitu mau bagaimanapun orang lain memperlakukan kita, diri ini masih bisa memilih untuk bahagia. Luangkanlah waktu untuk diri sendiri, karena itu akan membuat kita merasa lebih bermakna.

Menerima diri sendiri memang tidak semudah yang terdengar dan terucap, tapi ini menjadi poin penting untuk dapat berdamai dengan diri sendiri. Kembali lagi, tidak ada manusia yang terlahir sempurna, maka memiliki kekurangan itu hal yang wajar. Manusia melakukan kesalahanpun adalah suatu hal yang sangat wajar. Jadi pada dasarnya, manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, maka jangan hanya berfokus pada kekurangan saja, karena hal itu hanya akan mendatangkan sugesti negatif untuk diri sendiri.

Lakukan kegiatan yang dapat membuatmu bisa lebih mencintai dan menghargai diri sendiri. Seperti berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, jangan lagi menyalahkan keadaan, justru sebaliknya menerima keadaan dengan baik, menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, hingga memberi reward terhadap diri sendiri atas pencapaiannya. Dengan begitu seseorang akan dapat kembali berpikir dengan kesadaran yang penuh. Bisa memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah dialami dengan lebih baik.

Jika dimasa lalu pernah melakukan kesalahan, terimalah bahwa memang kamu melakukan kesalahan itu. Begitupun ketika orang lain yang melakukan kesalahan kepadamu. Hal ini bukan bertujuan untuk membuatmu semakin merasa bersalah tetapi untuk menyadarkan dan menjadi bahan intropeksi diri, mengambil pelajaran atas apa yang telah terjadi. Kemudian dari sini belajarlah untuk memaafkan diri sendiri dan juga orang lain atas kesalahan yang pernah dilakukan.

Terkadang kamu menyesal karena peristiwa buruk yang pernah terjadi dimasa lalu. Jangan lagi membawa penyesalan itu ke masa sekarang. Jadikan penyesalan itu sebagai kekuatan, sebuah pembelajaran dan pengalaman yang bisa kamu bawa ke masa depan, agar hal serupa tidak lagi terjadi. Yakinkan bahwa dirimu dapat melakukan tindakan yang lebih baik lagi.

Cobalah untuk berada di sekitar orang yang memiliki pikiran positif. Circle itu memang cukup berpengaruh, mereka yang memiliki pikiran positif dapat memberikan energi positif juga terhadap dirimu. Dari dukungan dan cara mereka menghargai kerja kerasmu, dapat membuatmu lebih percaya diri dan jauh lebih merasa bahagia. Kamu akan merasa lebih mudah untuk berdamai dengan diri sendiri.

Dari beberapa hal diatas, maka sedikit demi sedikit luka batin yang ada akan terobati. Seiring berjalannya waktu, hatimu akan terbiasa dengan hal itu, sehingga lama kelamaan bisa ikhlas terhadap apa yang telah terjadi di masa lalu. Dari situ kamu bisa menata kembali hatimu yang pernah patah atau hancur. Bisa kembali fokus pada tujuan hidup yang ingin kamu capai, tanpa adanya gangguan luka batin yang pernah dirasakan di masa lalu. Setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun