Buku yang terdiri dari 194 halaman ini membahas tentang banyak hal, diantaranya seperti bagaimana kita membangun hubungan dengan orang lain, bagaimana kita harus memperlakukan benda-benda yang kita miliki, bahkan tentang bagaimana sebaiknya kita bersikap dengan diri kita sendiri.
Mungkin, banyak hal yang terkesan remeh tertulis di dalam buku ini. Meskipun demikian, belum tentu kita semua bisa mengungkapkan perasaan yang remeh tersebut dengan sebaik yang dilakukan oleh Ha Hyun.
Hal yang paling mendominasi dalam buku ini adalah perihal kisah cinta. Ya, cinta memang sesuatu yang universal dan bisa terjadi dengan siapapun. Ha hyun mengungkapkan perspektifnya tentang cinta dengan sangat menarik dan estetik melalui buku ini.
Bagaimana Harus Memperlakukan Diri Kita Sendiri?
Namun, yang paling kusuka dari buku ini adalah bagaimana Ha Hyun mengungkapkan pemikirannya tentang mencintai diri sendiri. Ya, mungkin "self-love" tengah menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Sebelumnya, grup idol dari Korea Selatan bernama BTS juga turut mengkampanyekan isu "self-love" melalui musikalitasnya. Hal ini didasari dari menjamurnya hubungan toxic yang kian hari kian tidak terbendung dalam kehidupan kita.
Hingga kita lupa bagaimana cara memperlakukan diri kita sendiri. Seperti yang diungkapkan dalam sepenggal kalimat yang satu ini:
"Kita terlalu sibuk menumpahkan perhatian kepada orang lain sehingga tidak sempat memperhatikan diri kita sendiri. Aku harap kita bisa bertanya kepada diri kita setidaknya satu kali saja, kepada diri kita yang sering terabaikan karena berada terlalu dekat dengan kita. Bertanyalah, bagaimana harimu? Bagaimana kabarmu? Apakah kau benar-benar baik-baik saja?"---hlm. 51.
Buku ini sangat membuka mataku bagaimana harus bersikap terhadap diri kita sendiri. Selama ini, mungkin kita dididik untuk senantiasa mengalah jika disakiti, bersabar jika dikhianati, patuh terhadap orang yang lebih tua meskipun kadang mereka salah dan berbagai momen lain yang terkadang luput dari kesadaran bahwa sebetulnya kita juga berharga.
Kita manusia, merupakan subjek yang layak dihormati dan dihargai oleh sesama. Kita sebagai manusia juga memiliki andil dalam menentukan sikap dan mengekspresikan perasaan diri kita sendiri. Saatnya mengakhiri hubungan toxic dan mulai peduli terhadap kebahagiaan diri kita. Itulah kiranya yang kutangkap pesannya dalam buku ini.
Penuh dengan Analogi