Sudahkah membaca buku hari ini? Pertanyaan yang ringan namun sebenarnya adalah sebuah tamparan keras untuk kita yang begitu asing dengan buku. Kenapa tak mencoba mengakrabkan diri dengan buku?Â
Jika jawabannya adalah "saya tidak punya buku." Mungkin saya akan kontra dengan yang memberi jawaban ini. Bukankah telah banyak perpustakaan bertebaran baik di desa maupun di kota? Bukankah buku-buku yang disediakan disana bisa dibaca secara cuma-cuma?
Lalu bila ada jawaban lain yaitu "Diperpustakaan bukunya gak bisa dimiliki seutuhnya, gak nyaman kalau baca milik umum." Saya akan lebih kontra lagi dengan pendapat ini.Â
Oke, bila kamu tidak mau ke perpustakaan dengan berbagai alasan saya tidak masalah. Yang jadi pertanyaan lagi kenapa tidak memanfaatkan waktu ketika ada bazar buku murah di daerahmu?Â
Bukankah buku-buku yang dijual di bazar begitu murah sehingga kamu bisa memilikinya seutuhnya? Terdapat berbagai genre mulai dari politik, sejarah, pendidikan, bahasa, sastra dan masih banyak lagi. Tergantung seleramu yang mana.
Mau beralasan lagi dan menyalahkan rejeki dan juga jarak? Mas, Mbak, Ibu, Bapak, Kita sudah dipermudah agar bisa membaca dan memiliki buku. Jangan dipersulit, tunggu apa lagi?Buku adalah sumber wawasan, tempat bernaungnya khazanah keilmuan. Buku seakan mempunyai magnet tersendiri bagi penyukanya.
Sayangnya, tak semua orang suka buku apalagi suka baca buku. Bahkan, mungkin ada yang alergi dengan bentuknya yang persegi empat dan kadang menyimpan debu didalamnya *hahaha*.Â
Buku bisa mempengaruhi emosional seseorang untuk bisa menjadi baik atau bisa juga menjadi buruk. Namun, sejauh ini saya belum pernah menemui buku yang secara tersirat maupun tersurat mengajak seseorang kepada keburukan.Â
Kalaupun ada, mungkin itu buku-buku yang bergenre fiksi yang terdapat tokoh antagonisnya. Tapi, bagaimanapun tetap saja lebih banyak hikmahnya daripada keburukannya didalam buku tersebut.
Apakah dibenak kalian pernah terbesit pertanyaan kenapa wahyu yang pertama turun adalah perintah iqra' (bacalah)? Kenapa tidak sholat, puasa atau haji saja? kenapa membaca?Â
Pada dasarnya perintah membaca ditujukan untuk Nabi Muhammad dan seluruh umat manusia lainnya. Selain menciptakan makhluk hidup, Allah juga telah menciptakan alam lengkap dengan sepaket keindahan dan fungsinya. Untuk apa? agar manusia mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari hal tersebut.Â
Agama kita saja menyuruh kita untuk membaca. Jadi, jangan sepelekan kegiatan ringan yang membawa banyak manfaat ini. Segalanya telah tertuang dalam Alquran dan Hadist, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Ketika kamu tidak bisa berpikir, menulislah! Ketika kamu tidak bisa berbicara, menulislah! Ketika kamu tidak bisa tidur, menulislah! Ketika kamu tidak bisa menulis, membacalah!Â
Dari quotes ini dapat disimpulkan bahwa membaca adalah gerbang yang harus kita lalui bila kita ingin lancar menulis. Lah, bukannya kita lagi bicara tentang pentingnya membaca? Kenapa sekarang bicara soal menulis?
Menulis itu penting. Setelah membaca, tahap yang harus kita lakukan adalah menulis. Kamu mau nama kamu abadi? Kamu mau namamu tak hilang setelah meninggal? Kamu mau dikenang? Jawabannya hanya satu, untuk kita rakyat biasa yang mencoba menggapai keabadian, yaitu menulislah!
Saat ini saya juga sedang berjuang untuk menulis. Menumbuhkan kreativitas melalui imaginasi dan mencoba lebih banyak membuka mata, hati dan telinga agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar maupun dunia luar.Â
Dari situ saya bisa menemukan inspirasi dan gambaran tentang tulisan yang ingin saya buat. Lantas bagaimana bila saya tak kunjung menemukan inspirasi dan bahan untuk menulis? Saya akan membaca!
Dari membaca saya akan menemukan hal-hal yang mungkin belum saya ketahui sebelumnya, atau malah mengingatkan saya dengan peristiwa yang telah terjadi dimasa lalu.Â
Dari membaca, pikiran saya akan terbuka dan tidak menutup kemungkinan  bisa menemukan ide-ide yang cemerlang. Menulis dan membaca adalah dua hal yang berkesinambungan, maka dari itu, lakukan keduanya!
Tau tidak, kenapa negara-negara maju seperti Jepang dan Selandia Baru dapat menjadi negara yang maju dan makmur? Salah satu sebabnya karena masyarakat disana suka membaca buku.Â
Setiap hari perpustakaan di negara mereka selalu dipenuhi oleh orang-orang yang ingin membaca dan mau berubah. Sebab mereka sadar bahwa membaca adalah sebaik-baiknya menggali ilmu.Â
Kita sebagai Bangsa Indonesia yang kaya akan adat dan budaya seharunya jangan mau kalah dengan mereka. Seharusnya kita sadar, tingkat gemar membaca bangsa kita masih dibawah rata-rata. Bagaimana ingin menjadi negara maju bila disuruh membaca saja tidak mau?
Dengan membaca kita akan mampu menggapai. Menggapai apa? Menggapai segalanya! Dengan membaca kita akan menggenggam dunia. Terlalu hiperbola mungkin, tapi ini adalah gambaran tersirat yang bisa saya berikan pada kalian bahwa membaca adalah sebaik-baiknya menggali wawasan dan pengetahuan.Â
Jika Bapak Proklamator kita berkata "Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghormati jasa para pahlawannya.", maka saya akan berkata "Bangsa yang besar adalah bangsa yang gemar membaca!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H