Mohon tunggu...
Dilla Lingga Walaseci
Dilla Lingga Walaseci Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

A pessimist.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Program Makan Siang Gratis untuk Mencegah dan Menekan Angka Stunting

2 April 2024   12:26 Diperbarui: 2 April 2024   12:34 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dari kemenkes, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Indonesia berada di angka 21,6%, angka tersebut terbilang masih cukup tinggi. Angka stunting di Indonesia menurun dari 24,1% di tahun 2022. Namun masih harus diperlukan usaha besar untuk menekan angka stunting. Dilansir dari kemenkeu, berdasarkan pada data di tahun 2023 prevalensi stunting di setiap provinsi di Indonesia dengan NTT di angka tertinggi 35,3% dan angka terendah di Bali dengan 8%.

Pencegahan dan penanggulangan stunting membutuhkan upaya yang holistic dan terintegrasi. Upaya perbaikan gizi merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan status gizi masyarakat. Penurunan kasus stunting harus melibatkan kolaborasi antara sektor kesehatan dan sektor non kesehatan dalam bentuk Upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan seluruh masayrakat.

Menurut penulis, program makan siang gratis tidak akan secara efektif mencegah ataupun menekan angkka stunting jika hanya menargetkan pada anak sekolah. Karena pencegahan stunting pada anak sekolah bisa dikatakan sudah terlambat karena stunting adalah akumulasi ketidakcukupan nutrisi dari masa kehamilan. Edukasi dan pemenuhan gizi kepada para ibu hamil sangat diperlukan karena pada masa kehamilan adalah masa yang penting untuk pertumbuhan anak. Stunting juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial dan juga sanitasi, maka dari itu diperlukan langkah yang holistik. Meningkatkan taraf pendidikan dan membuka peluang pendidikan sebesar-besarnya kepada perempuan adalah langkah yang penting. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, Pendidikan ibu sangat berpengaruh pada kasus stunting anak karena berkaitan dengan pemilihan bahan pangan. Ibu yang memiliki Pendidikan yang lebih tinggi dapat memilih bahan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi sehingga dapat menghindarkan anak dari ancaman stunting. Pemberdayaan masyarakat juga penting karena diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga di masayrakat yang berimplikasi pada pemenuhan gizi karena mereka dapat memebli bahan pangan yang lebih berkualitas dengan kuantitas yang cukup. Lalu peningkatan sanitasi juga harus dilakukan untuk mendukung upaya pencegahan dan penekanan angka stunting.

Dalam perspektif strategi pengembangan masyarakat, program untuk pencegahan dan penurunan angka stunting dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat dan mengedukasi masyarakat terkait dengan isu stunting. Partisipasi mayarakat dalam program yang dijalankan juga diperlukan sehingga masyarakat terbiasa untuk mengidentitikasi masalahnya sendiri dan menjadi lebih mandiri. Program yang dijalankan bisa pberbentuk program pemberdayaan, dengan memeberdayakan masyarakat dan menggali potensi yang ada di lingkungan masyarakat diharapkan akan membantu peningkatan taraf ekonomi mereka. Lalu edukasi mengenai stunting juga penting baik kepada Perempuan maupun laki-laki, hal ini sangat diperlukan supaya masyarakat tahu mengenai stunting, bahanyanya dan bagaimana pencegahannya. Dari edukasi ini diharapkan mereka dapat secara mandiri memilih bahan pangan yang bergizi untuk memenuhi gizi anak maupun gizi pada ibu hamil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun