Mohon tunggu...
Dilla Nur Aida
Dilla Nur Aida Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswi

Hello semuanya selamat datang terima kasih telah berkunjung ke profil kami.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Itu Cobaan

29 Agustus 2021   23:13 Diperbarui: 29 Agustus 2021   23:25 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIDUP ITU COBAAN

Orang beriman pasti akan diuji dengan keburukan dan kebaikan selama ia masih hidup. Hal itu tidak lain untuk meningkatkan derajatnya di sisi Allah serta membuatnya menjadi pribadi yang tangguh dan penuh empati terhadap sesama manusia.

Ketika manusia lahir ke dunia, bahkan ketika masih di dalam kandungan, ia sudah mengalami banyak ujian. Ia diuji, misalnya, dengan ibu yang mengandungnya. Apakah sang ibu dengan tulus menjaganya, memberinya asupan yang baik agar tumbuh sehat hingga waktu melahirkan tiba, atau sebaliknya, tak peduli, bahkan dengan tega menggugurkannya karena tak menginginkannya

Wanita adalah Ujian Bagi Laki-Laki dalam Sejarah Manusia Di Balik Retorika Anti-Islam Macron, Ambisi Politik? Masjid-Masjid Tertua dalam Sejarah Islam, Ada di China Juga

Ikhlas dan lapang dada menghadapi masalah suatu keharusan.

Bagi orang beriman, hidup sejatinya adalah panggung ujian. Ujian itu tak mesti melulu berbentuk sesuatu yang buruk. Ujian bisa juga sesuatu yang baik. Allah SWT berfirman:

 "Setiap jiwa pasti akan mati. Dan, Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; kepada Kamilah kalian kembali." (QS al- Anbiya' [21]: 35).

Setelah lahir, manusia makin bertambah ujiannya. Apakah orang tua akan merawatnya atau menelantarkannya, mendidiknya dengan baik atau menyianyiakannya, mensyukurinya atau malah menyesal telah melahirkannya. Semakin dewasa, ujian makin bertambah ketika berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Ternyata, tidak semua orang bersikap baik, bahkan ada yang menyakitinya atau berbuat jahat terhadapnya.

Seperti pada ayat di atas, ujian tak mesti berbentuk sesuatu yang buruk. Lahir dalam lingkungan yang berada, dengan asupan makanan dan gizi yang baik, dirawat dengan baik, itu juga ujian.

Apakah kelak dari semua kebaikan dan keberuntungan itu ia akan menjadi pribadi yang bersyukur, mengenal Allah, baik terhadap orang lain, tertanam rasa empati dan simpati terhadap orang lain yang tak seberuntung dirinya atau tidak. Apakah akan menjadi pribadi yang saleh atau sebaliknya, menjadi pribadi yang individualis, egois, angkuh, dan tak peduli dengan sesama.

Orang beriman yang menyadari posisi dirinya dalam hidup akan melihat keburukan dan kebaikan sebagai kesempatan emas untuk tetap istiqamah dalam kebaikan. Ketika didera keburukan, ia akan tetap ingat Allah, tetap baik dalam hubungan sosial dan bersabar dengan apa yang dialami.

Pun ketika merasa berada dalam kebaikan, kehidupan yang nikmat, tak kekurangan, serbacukup, ia akan menyadari ada orang-orang yang tidak sebaik dirinya. Dari situ lahir empati dan kepedulian terhadap orang-orang yang tak mampu, lalu ia menjadi orang yang ringan tangan memberi tanpa pamrih serta berbuat semampunya untuk membantu.

Orang seperti itulah yang dimaksud oleh Rasulullah sebagai mukmin sejati yang beruntung di dunia dan di akhirat:

"Sungguh mengagumkan perihal orang mukmin; semua hal yang menimpa mereka membuahkan kebaikan yang itu tidak didapatkan oleh selainnya: jika ia mengalami kelapangan atau kebaikan ia bersyukur, maka itu baik buatnya. Dan, jika ia mengalami kesempitan atau keburukan ia bersabar, maka itu juga baik buatnya." (HR Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan RA).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun