Mohon tunggu...
dilis indah
dilis indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Simply....

Just a women..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sungai, Hujan, dan Aliran Air serta Tampungan Air

21 Februari 2021   06:26 Diperbarui: 21 Februari 2021   06:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang saya tuliskan bukanlah sebuah hal yang tidak biasa diketahui banyak orang, melainkan sebuah kebiasaan yang dianggap umum. Dalam arti adalah suatu hal yang dianggap lumrah akhirnya. 

Di musim penghujan diawal tahun ini sepertinya sedikit ekstrem curah hujan yang turun, karena hampir setiap hari hujan turun dengan kisaran debit biasa hingga luar biasa. Sebenarnya ini bukanlah sebuah masalah kalau tidak menimbulkan masalah. 

Tapi ditempat saya tinggal saat ini, yaitu Karawang yang merupakan daerah yang dialiri sungai Citarum dan merupakan salah satu sungai besar yang mempunyai peran besar terlebih sebagai penampung air hujan , dan saat ini menjadi sebuah masalah. 

Masalah yang terjadi saat ini ketika kemampuan sungai tersebut menjadi diluar kemampuannya, maksudnya adalah ketika bebannya sudah diluar kapasitasnya dan berdampak banjir. 

Secara alamiah sungai berfungsi sebagai penampung air baik air hujan atau air buangan dan mengalirkannya ke laut untuk membuat daratan tidak tergenang alias bebas banjir. Dan menjadi sebuah masalah ketika fungsi sungai tidak lagi bisa mengalirkan air atau membuang air ke laut, karena berbagai hal. Misalnya, air yang diterimanya melebihi beban dirinya karena sungai menjadi dangkal atau tidak lagi bisa lagi mengalir dengan seharusnya. 

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan sungai mengalirkan air selain pendangkalan  yang disebabkan manusia itu sendiri. Banyak daerah resapan sekitar aliran sungai yang seharusnya ditanami pepohonan atau mungkin persawahan yang beralih fungsi menjadi tempat pemukiman atau industri yang disebabkan oleh berbagai faktor. 

Salah satunya adalah faktor ekonomi. Bukan sesuatu yang salah jika ekonomi menjadi sebuah kebutuhan utama saat ini, tetapi kebutuhan ekonomi seyogyanya sesuai atau sebanding dengan tata perencanaan daerah atau kota. Karena hal tersebut menjadi penting ketika dampak yang diberikan mengakibatkan sebuah bencana. Kenapa saya artikan demikian, karena saat ini air hujan dengan curah yang tinggi mengakibatkan banyak daerah terdampak banjir. 

Bahkan banjir yang mengakibatkan kelumpuhan ekonomi juga pada akhirnya. Ketika banjir membuat akses jalan tertutup yang diakibatkan oleh saluran air yang mungkin saja tidak diperhatikan pembuatannya dan bahkan fungsinya. 

Atau daerah pemukiman yang awalnya adalah daerah persawahan atau resapan air yang beralih fungsi sehingga yang tadinya bila air sungai meluap tidak berdampak sosial, sekarang menimbulkan akibat banyak hal. Hal seperti ini yang seharusnya membuat kita tersadar kembali tentang fungsi sebuah sungai dan daerah sekitar aliran sungai. 

Mengapa daerah sekitar aliran sungai sebaiknya mempunyai resapan air dan tidak selayaknya dijadikan pemukiman. Tetapi sekali lagi ada banyak kepentingan bermain disekitar tersebut. Harga tanah yang pasti lebih murah yang menjadi incaran pengembang real estate, tidak lagi fungsi sungai dan resapannya tapi kepentingan lainnya yang muncul. 

Dan mungkin juga masyarakat umum lainnya yang memang berpikiran sama bahwa daerah bantaran sungai adalah daerah ekonomis untuk mendirikan bangunan. Ditambah dengan drainase yang tidak dibuat dengan baik bahkan cenderung seadanya, bahkan lebih yang penting ada. Ini yang menambah kompleks masalah daerah sungai dan sekitarnya, yang akhirnya banjir menjadi masalah umum dan lumrah bahkan mungkin dianggap hal yang sangat biasa, walau banyak solusi dicoba seperti pembuatan kanal bahkan waduk penampung air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun