Mohon tunggu...
D.A. Dartono
D.A. Dartono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Senang berdiskusi, berdialog dan sharing ide. Curah gagasan, menulis dan tukar-menukar pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yuslam Fauzi, "Hindari Merasa Lebih Baik Dibanding yang Lain"

3 Agustus 2013   04:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 3 Agustus 04.00-04.30, Bapak Yuslam Fauzi, Dirut Bank Syariah Mandiri membahas pembicaraan menarik seputar ukhuwwah (persaudaraan). Satu hal yang disoroti ialah penyebab pecahnya semangat persaudaraan. Pemecah persaudaraan ialah bersemayamnya anggapan atau perasaan 'ana khairan minhu.' - "Aku lebih baik daripada dia." Bapak Yuslam mengisahkan bagaimana penampakan lahiriah keagamaan yang menakjubkan tidak menjamin ketepatan keberagamaan yang sesungguhnya. Kesungguhan lahiriah dalam beragama bila melupakan taqwa akan menjadi penyebab perpecahan. Perasaan/anggapan dan bersimaharajalelanya 'ana khairan minhu' telah merusak ketakwaan diri. Mempelajari Abdur Rahman ibn Muljam tentu akan mengejutkan bahwa ternyata dia seorang qaimul lail (rajin ibadah malam), shaimun nahaar (rajin berpuasa siang hari), bahkan penghapal kitab suci Al-Quran. Ibnu Muljam adalah pembunuh Khalifah ke-4, Sayyidina Ali bin Abi Talib. Perasaan lebih baik, merasa suci dalam diri, dalam kelompok, memicu pandangan underestimate kepada orang lain. Perasaan ini akan memacu setanisasi sang liyan, selanjutnya penghancuran sang liyan (the others). Na'udzu billaahi min dzaalik (kita berlindung kepada Allah dr hal-hal demikian). Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun