Mohon tunggu...
D.A. Dartono
D.A. Dartono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Senang berdiskusi, berdialog dan sharing ide. Curah gagasan, menulis dan tukar-menukar pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ajakan Memalukan dari DPRD NTT

17 November 2014   18:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kamus bahasa Indonesia online menyebutkan bahwa salah satu definisi dari memalukan ialah (1) menjadikan (menyebabkan, memberi) malu: contoh kelakuan anak itu sangat -- keluarganya.

Jefri Un Banunaek mengajak anggota DPRD DKI dan anggota FPI untuk belajar mengenai toleransi dan pluralitas di daerahnya, yaitu Nusa Tenggara Timur. Di NTT, soal kelakuan ekstrem, orang NTT tidaklah kalah. Namun, soal moral, nasionalisme dan pluralisme, NTT tidaklah ekstrem. Disebutkannya bahwa Ketua DPRD NTT sendiri adalah seorang Muslim.

Menyikapi fenomena ajakan anggota DPRD NTT kepada FPI dan anggota DPRD DKI Jaya yang mayoritas (lebih dari 50 persen) masih menolak Ahok, Basuki Tjahaya Purnama sebagai Gubernur DKI, terpampang di mata saya bagaimana memalukannya kualitas kenegarawanan dan kebangsaan anggota DPRD di ibukota negara ini.

Saya rincikan beberapa hal memalukan yang seharusnya membuat rasa malu mereka itu bangkit.

1. Memalukan, bagi politisi lokal di ibukota karena mereka harusnya menjadi teladan bagi kota2 lainnya.

2. Memalukan, karena politis lokal di ibukota 'diajari' oleh orang daerah.

3. Memalukan, bagi FPI, yg membawa2 nama agama dalam kegiatan politisnya, menyebarkan rasa kebencian antar golongan, suku dan agama. Hal-hal memalukan terkait tindakan FPI ini membuat para pemeluk agama Islam, yang cinta kebangsaan, bhineka tunggal ika dan pluralitas terkena imbasnya. Imbas rasa malu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun