Mohon tunggu...
Dilbar Sarasvati
Dilbar Sarasvati Mohon Tunggu... PNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai -

Anak keturunan Manu yang sedang mencari siapa saya dan saya siapa http://kirakirademikian.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gambang Suling: Lagu Salah Judul yang Telanjur

21 Januari 2016   17:29 Diperbarui: 25 Januari 2016   11:12 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambang Gamelan Jawa di National Museum of Ethnology, Osaka ( sumber gambar : famelita.com)"]

[/caption]

Instrumen dibuat dari bilah–bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu.Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi. Instrumen ini tidak menimbulkan bunyi tulat-tulit seperti suling. Tapi itu bukanlah semata-mata alasan mengapa bunyi khas dari instrumen ini tidak dimasukkan dalam lirik lagu Gambang Suling (atau Swara Suling) yang sedang kita bahas ini.

Mengenal Ulang Lagu Gambang Suling atau Swara Suling

Lagu Swara Suling awalnya diciptakan dalam bentuk Lancaran. Lancaran Swara Suling tersebut merupakan salah satu lagu karawitan jawa yang populer dari era tahun 1953-an yang diciptakan oleh Ki Narto Sabdho dengan Laras Pelog Pathet Nem.
Lagu Swara Suling awalnya tercipta dari pengalaman remaja Ki Narto Sabdho sendiri. Saat remaja, Ki Narto Sabdo pernah mengalami kegalauan mendalam seperti anak muda masa kini. Penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah kisah kasihnya pada seorang gadis yang tak sampai. Suatu malam saat beliau merenung, beliau mendengar alunan suara suling (tanpa gambang, ya) yang dimainkan oleh seorang tuna wisma. Alunan suling tersebut melantunkan lagu Nippon/ Jepang yang berjudul Miyoto. Syahdunya suara suling dan lagu Miyoto yang terasa 'gue banget' bagi Ki Narto Sabdo saat itu, membuat Ki Narto Sabdho terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu berjudul “Swara Suling”. Lagu tersebut mulai dikenal dan banyak digemari setelah disajikan dalam pertunjukan Wayang Orang Ngesti Pandhawa Semarang.

Cakepan Lancaran Swara Suling Pelog Pathet Nem yang benar adalah sebagai berikut :
Swara suling kumandang swarane,
Suara suling berkumandang suaranya
Tulat tulit kepenak unine,
Tulat tulit enak bunyinya
Uuuuu-nine,
Bunyinya
Mung, nrenyuhake bareng lan kentrung,
Hanya mengharukan, bersama kentrung
Ketipung suling sigrak kendhangane.
Ketipung suling mantab bunyi kendangnya

[caption caption="Cakepan Swara Suling dari Buku Primbon Cakepan Tembang Lengkap yang disusun oleh Drs. Gito Saprodjo, Surakarta dan diterbitkan oleh CV Cendrawasih, Surakarta"]

[/caption]

Jadi, Ki Narto Sabdho menghargai indahnya suara suling yang (mungkin sedikit) menghapuskan laraning lara (sakitnya sakit) karena nandhang wuyung (jatuh cinta) dalam lagu tersebut. Dalam aransemennya, Ki Narto Sabdho tergugah pula untuk menghibur diri dengan mengubah kesedihan menjadi sesuatu kegembiraan atau suasana semangat. Sehingga, lagu swara suling ini tercipta dengan versi dangdutan karakter yang semangat (sigrak) yang khas pada kendhangannya.
Gimana sih Swara Suling dalam versi aslinya, yakni Lancaran Swara Suling Pelog Pathet Nem? Nah, di youtube ada nih. Lancaran Swara Suling Pl.6 ini dibawakan oleh Karawitan Tjondong Raos pimpinan Ki Narto Sabdho bisa di cek di sini.

Terdengar suara kendhang yang semangat (sigrak) yang mendominasi lagu ini. Meski lirik dan latar belakang lagu ini sesungguhnya duka, tetapi Ki Narto Sabdho membungkusnya dalam musik yang penuh suka. Karena suka duka memang sesungguhnya sama, bukan?

Jujur saja, saya tidak tahu siapa, apa, dimana, mengapa dan bagaimana ceritanya sehingga lagu yang berjudul Swara Suling ini bisa populer menjadi lagu Gambang Suling. Saya gagal paham. Ada missing link di sana.

Tapi tak mengapa, yang penting kita mau terus menggali seni dan budaya kita. Kalaupun ada kesalahan yang terlanjur, ya sudah. Kita coba ajurkan terlanjur tersebut perlahan-lahan melalui tulisan dan tuturan yang ringan dan menular.

Meskipun ada yang berpendapat bahwa Gambang yang dimaksud dalam Gambang Suling adalah sebuah orkestra. Itu juga monggo mawon. Saya disini hanya ingin meluruskan bahwa lagu yang terkenal sebagai Gambang Suling, awal diciptakan dan dipopulerkannya oleh Ki Narto Sabdho diberi judul Swara Suling. Tulisan saya ini merupakan sebentuk apresiasi saya terhadap Ki Narto Sabdho, Sang Maestro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun