MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dengan tujuan agar dapat mendorong siswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki duni kerja.Â
Program MBKM menawarkan beberapa kegiatan seperti magang bersertifikat, pertukaran mahasiswa merdeka, kampus mengajar, dan studi independen bersertifikat.Â
Pada tanggal 2 Agustus tahun 2021, penulis megikuti salah satu program kegiatan MBKM, yaitu kampus mengajar, dimana program ini memfasilitasi mahasiswa untuk membantu pembelajaran di sekolah, administrasi sekolah, dan membantu adaptasi teknologi di sekolah-sekolah yang membutuhkan.Â
Mahasiswa yang mengikuti kampus mengajar ditempatkan didaerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) atau di sekolah yang akreditasinya masih C. Focus kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran.Â
Kegiatan kampus mengajar ini dilakukan selama satu semester atau selama lima bulan. Setiap kelompok yang ditugaskan terdiri dari 5-7 anggota yang berasal dari satuan pendidikan yang berbeda-beda.
Penulis beserta anggota kelompok lainnya yang mengikuti kampus mengajar 2 ditempatkan di SDIT Qurrata A’yun 2 Lintau, yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Jarak kantor dinas pendidikan ke SDIT Qurrata A’yun 2 Lintau kurang lebih menempuh jarak selama satu setengah jam.
Penulis diamanahkan untuk membantu guru di kelas 1 Utsman bin Affan dalam proses belajar mengajar, penulis membantu, membimbing siswa dalam kegiatan numerasi dan literasi, seperti membantu siswa yang masih belum bisa berhitung, siswa yang belum bisa membaca, mengenal huruf, , dan siswa yang belum mengenal angka.
Ada beberapa program yang dirancang dan disusun, baik itu program pribadi maupun program kelompok.
Program pribadi yang dilakukan, yaitu
- Membantu guru kelas pada pelajaran literasi dan numerasi. Penulis membantu guru dalam membimbing siswa membaca dan membenarkan bacaan siswa jika ada yang salah. Jadi, siswa akan dibagi menjadi dua kelompok, Â satu kelompok menjadi tanggung jawab penulis, dan kelompok satunya lagi menjadi tanggung jawab wali kelas, kemudian siswa disuruh membaca buku secara bergantian. Pada saat pelajaran berhitung, penulis juga membantu dan membimbing siswa yang masih belum bisa dalam operasi penjumlahan dan pengurangan.
- Membuat pojok literasi, kegiatan pojok literasi adalah untuk membantu membangkitkan minat siswa dalam membaca. Program pojok literasi ini dikerjakan selama kurang lebih satu bulan, kegiatan ini dilakukan secara berangsur-angsur dari proses perancangan bentuk pojok literasi yang akan dibuat.Â
- Pojok literasi dibuat dari kertas marmer yang dibentuk menyerupai pohon yang dihias dengan origami burung, bunga, buah, dan rumput. Pojok literasi ini juga ditata dengan beberapa buku yang dikumpulkan oleh setiap siswa di kelas.
- Membuat alat peraga untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar. Alat peraga yang dibuat seperti jam dinding yang terbuat dari papan triplek yang dibentuk seperti lingkaran, kertas karton untuk angkanya, dan stik es untuk arah jarum jam. Juga alat peraga sempoa untuk berhitung, alat peraga ini sangat sederhana dan mudah dibuat. Alat peraga sempoa terbuat dari bamboo yang diraut, dan bola plastic warna warni yang ditusuk seperti menyerupai tusukan sate. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
- Ikut membantu dalam mendekor kelas, agar suasana kelas menjadi lebih nyaman sehingga siswa semangat untuk belajar.
Beberapa program kelompok yang dilakukan diantaranya membuat laboratorium tanaman,dan program membantu siswa yang masih belum bisa membaca dan berhitung setelah pulang sekolah.Â
Program laboratorium tanaman dikerjakan kurang lebih selama satu bulan secara bersama-sama. Proses awal yang dilakukan adalah mendiskusikan bersama pihak sekolah terkait perizinan membuat laboratorium tanaman, mendiskusikan menganai wilayah yang nantinya akan digunakan sebagai labor tanaman dan rancangan labor tanaman yang akan dibuat.Â
Kemudian kelompok mencari bamboo bekas yang nantinya dijadikan sebagai pagar laboratorium tanaman, secara bergotong royong kami membuat rak untuk tanaman, setelah semua selesai dilakukan dengan pemasangan jaring-jaring di sekeliling laboratorium tanaman. Di laboratorium tanaman ini akan ditanam tanaman yang nantinya akan bermanfaat bagi manusia seperti tanaman sayuran dan tanaman obat.Â
Tanamannya sendiri merupakan tanaman yang dibawa sendiri oleh setiap siswa dari rumahnya. Disetiap tanaman juga dipasang nama dan barcode tanaman.Â
Penggunaan barcode tanaman dilakukan agar siapa yang melihat tanaman dapat mengakses info lebih menganai tanaman melalui barcode dengan cara menscan barcode di google. Kegiatan ini juga sebagai kegiatan penggunaan teknologi informatika.Â
Program membantu siswa yang belum bisa membaca dan berhitung sepulang sekolah dilakukan bersama-sama dengan guru kelas masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa agar tidak tertinggal jauh dari pelajaran.Â
Kegiatan ini tentunya harus ada kerja sama antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, dan persetujuan dari orangtua. Selain itu semua anggota kampus mengajar akan membantu kelas jika guru yang seharusnya mengajar di kelas berhalangan hadir.
Karena sekolah sasaran adalah sekolah islam terpadu, maka setiap jam sholat, secara bergantian sesuai jadwal piket, kami memantau, membantu dan membimbing siswa ketika berwudhu dan sholat.
Terimakasih
semoga bermanfaat~~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H