Mohon tunggu...
Dila Nur Fadhilah
Dila Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Consultant, Freelancer -

Hey, My name is Dila. welcome to my kompasiana blog. Hope you can enjoy it. feel free to write any comments below, and tell me what comes into your mind! For more amazing article, visit http://kata-dila.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Junk Food. Masih Dianggap Keren?

19 November 2014   00:02 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:22 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 

Di kota besar dengan tingkat mobilitas dan aktifitas yang besar, kebanyakan orang mengabaikan tubuhnya sendiri. Padahal mengabaikan tubuh sendiri ibarat mengabaikan sebuah perusahaan besar beromset triliunan.

“Triliunan? Bahkan untuk makan saja saya susah”

oh ya? Kalau begitu, bagaimana jika kita buat kesepakatan. Saya beri anda 1 Milyar, tapi mata anda saya copotin satu ya. Satuuu aja. Mau? Ya enggak lah!

Nah, itu baru mata. Belum yang lainnya. Paham maksudnya kan?

Let’s make it more clear.

Junk Food. Bahasa inggrisnya terdengar keren. Tapi bahasa indonesianya ya “Makanan Sampah”.

Di Indonesia, banyak orang berbangga-bangga menghabiskan uangnya untuk Junk Food. Upload di berbagai media social, dan  bahkan berpesta disana.

Oke terdengar biasa saja.

Tapi bagai mana jika kita ubah seperti ini:  “orang indonesia bangga menghabiskan uangnya untuk mengisi perutnya dengan makanan sampah, mengupload makanan sampah ke media social, dan berpesta dengan makanan sampah.”

Come on, Thats not cool at all!

Sewaktu kecil, I love soda very much. Saya sering makan ayam goreng junk food, dan sering makan mie instan. Tapi saya sudah tidak pernah lagi minum soda sejak kelas 2 SMA dan sangat jarang makan junk food (Hanya ketika ada teman yang mengajak makan).

And what I got? Amazing, Saya sangat jarang sakit. Sekalinya sakit pun, bisa sembuh sendiri dalam waktu kurang dari 3 hari. Tanpa obat tanpa dokter. (Tapi lain kali akan saya tuliskan juga alasan lain bagaimana caranya agar bisa sembuh dari sakit tanpa obat, tanpa dokter, apalagi dukun)

Jadi ini salah satu tips dari saya yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, dan juga dari pengalaman sendiri.

1. Berhenti makan Junk Food! Sampai kamapan tubuhmu mau dikasih makanan sampah terus?

2. Berhenti minum Soda dan merokok. Taukah anda bahwa pemilik pabrik soda TIDAK minum soda dan pendiri pabrik rokok TIDAK merokok? Ya, karena mereka sangat tau bahayanya.

3. Kurangi garam dan gula. Tapi harus disesuaikan dengan aktivitas dan kondisi tubuh juga.

4. Banyak makan buah dan sayur. 

5. Olahraga, istirahat cukup, banyak minum air putih. 

6. Kurangi MSG (Monosodium Glutamat/Mononatrium Glutamat). MSG hanya tipu daya muslihat. Memberi kenikmatan semu dan sementara, tapi efeknya akan bikin menyesal selamanya. Sewaktu SMA, saya pernah makan cream soup di sore hari. Lalu di tengah malam, tubuh saya memerah dan gatal dari ujung kaki hingga ujung kepala. Itulah alasan saya untuk selalu mewaspadai MSG.

7. Kurangi Daging yang dibakar. Termasuk ikan, ayam, telur, seafood, dan produk hewani lainnya yang dibakar. Sate dan steak? Hm, Not a wise option. Daging yang dibakar hingga menghitam mengandung zat Benzospriren. Salah satu faktor pemicu kanker yang tidak kalah bahayanya dibandingkan radikal bebas. Kalaupun terpaksa makan daging bakar, JANGAN makan bagian yang menghitam.

8. kurangi makanan yang digoreng. tahukah anda? diatas suhu 50 derajat, struktur minyak nabati sudah berubah menjadi struktur yang buruk bagi kesehatan? minyak nabati apapun. minyak sawit, minyak wijen, bahkan olive oil seklaipun.

8. Kurangi Transfat. Biasanya banyak terdapat pada margarin dan makanan ringan lainnya. Trans Fat juga merupakan zat pemicu kanker yang berbahaya.

9. Hindari banyak mengonsumsi obat-obatan. Bagaimanapun, obat adalah racun. Bijaklah dalam menggunakannya.

10. Hindari stres, dan selalu berfikir positif. Ingat, bukan “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Tapi “didalam jiwa yang kuat, terdapat tubuh yang sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun