Mohon tunggu...
Dila Hibatun Maolida J
Dila Hibatun Maolida J Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya mempunyai hobi menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencermati Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Full Day School

29 Januari 2025   05:25 Diperbarui: 29 Januari 2025   05:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Full Day School (FDS)  yang diterapkan dengan lima hari kerja dan jam pulang guru pukul 15.15 menjadi kebijakan yang bertujuan meningkatkan efektivitas pembelajaran serta memberikan waktu lebih banyak bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan di luar akademik. Namun, penerapan sistem ini tentu tidak terlepas dari berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah, guru, siswa, dan orang tua.  Dengan jumlah 171 siswa yang tersebar dalam enam kelas, sekolah ini telah berusaha mengoptimalkan waktu belajar dengan berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan karakter dan keterampilan siswa.  

     siswa sudah harus tiba di sekolah pukul 07.00 untuk mengikuti berbagai kegiatan pembiasaan seperti:  1) upacara setiap hari Senin, 2) sholat Dhuha (Senin-Kamis) untuk kelas tinggi, 3) hafalan surat pendek untuk kelas 1-3, 4) senam setiap Jumat. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan membentuk karakter disiplin, religius, dan kebiasaan hidup sehat. Namun, dengan jam pulang yang cukup sore, ada kekhawatiran bahwa siswa mengalami kelelahan, terutama bagi yang membutuhkan waktu untuk kegiatan di luar sekolah, seperti les tambahan atau aktivitas keluarga.  

      Bagi guru, beban mengajar juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan hanya 5 guru kelas, 2 guru penjas, dan 1 guru teknik, mereka harus menangani seluruh proses pembelajaran, termasuk memberikan tambahan jam pelajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Jika tidak dikelola dengan baik, guru bisa mengalami kelelahan yang berdampak pada efektivitas mengajar. Oleh karena itu, sekolah perlu mempertimbangkan strategi pengelolaan waktu dan metode pembelajaran yang lebih inovatif agar tidak terjadi kejenuhan.  

     Sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi program penting yang dirancang untuk membentuk karakter dan keterampilan siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Namun, tantangan utama dalam pelaksanaan P5 di sekolah ini adalah:  

1. Jumlah tenaga pengajar yang terbatas

2. Fasilitas yang masih perlu ditingkatkan  

3. Durasi waktu yang padat 

      Selain itu, guru juga harus mampu mengelola waktu antara kurikulum reguler dan kegiatan P5 agar tidak mengurangi efektivitas pembelajaran inti.  Agar P5 berjalan optimal, sekolah perlu mencari cara inovatif dalam menyelenggarakan proyek, misalnya dengan memanfaatkan teknologi digital untuk presentasi atau mengadakan kerja sama dengan komunitas luar sekolah guna memberikan pengalaman belajar yang lebih variatif.  

      Selain itu, sekolah juga memiliki ekstrakurikuler Pramuka setiap Jumat. Pramuka sangat baik dalam membentuk kemandirian, kepemimpinan, dan keterampilan sosial siswa. Namun, dengan beragamnya minat siswa, ada baiknya sekolah mulai mempertimbangkan penambahan ekstrakurikuler lain, seperti:  seni dan budaya (musik, tari, atau teater)  dan lain sebagainya. Selain itu, sistem antar jemput  yang digunakan oleh siswa juga perlu dikelola dengan baik agar tidak terjadi keterlambatan yang mengganggu efektivitas pembelajaran. Sekolah perlu bekerja sama dengan penyedia transportasi untuk memastikan keamanan dan ketepatan waktu penjemputan siswa.  

       Sekolah ini memiliki agenda besar dalam waktu dekat, seperti:  pesta Siaga (19 Januari), popda (11-12 Januari), Maulid Nabi (31 Januari). Kegiatan-kegiatan ini menjadi peluang bagi siswa untuk belajar di luar kelas, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan rasa kebersamaan. Namun, sekolah juga harus memastikan keseimbangan antara kegiatan akademik dan non-akademik agar tidak mengganggu fokus belajar siswa.  

       Penerapan Full Day School di sekolah ini memberikan banyak manfaat, terutama dalam membentuk karakter dan disiplin siswa. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian, seperti:  1) manajemen waktu yang baik agar siswa dan guru tidak kelelahan, 2) merealisasikan P5 agar lebih efektif dengan keterbatasan sumber daya, 3) penambahan ekstrakurikuler untuk mendukung minat siswa, 4) peningkatan fasilitas, terutama pengadaan sound system, 5) koordinasi yang lebih baik dalam sistem antar jemput siswa. 

      Dengan adanya sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah, tantangan-tantangan ini bisa diatasi, sehingga sistem Full Day School benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi perkembangan akademik dan karakter siswa. Jika dilakukan dengan strategi yang tepat, model pembelajaran ini bisa menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 

Penulis: Dila Hibatun Maolida

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun