Mohon tunggu...
Ayudila Arioksa
Ayudila Arioksa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Motto: Lucidity and Courage

Hiduplah seperti air hujan yang lebih memilih tanah, daripada berdiam diri diatas langit. -arioksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelestina Kutukan "Nakba" Abadi Tuhan?

15 Mei 2021   16:40 Diperbarui: 15 Mei 2021   16:42 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumandang takbir                                     mengantarkan mayat
13 anak -anak, 3 perempuan                                    beserta 27 laki-laki di Gaza Palestina

Mereka manusia-manusia yang memiliki satu nyawa
Dihancurkan dengan satu juta bedil
dan percikan api yang ganas, panas
Mengeludah bangunan, tanah-tanah gersang, dan kepulan asap mengepul
Hitam pekat dan berkabut

Helaan napas cuma sampai batang leher
Dicekik keadaan mencekam
Orang-orang saling menikam
Tepat sasaran di depan bola mata

Mereka orang-orang tanpa alas kaki  melangkah diatas
Jalanan raya yang berkawah
Tian-tiang berhamburan
Angin tak tahu arah
Saling berlari, bersembunyi dibalik tirani
Menarik dan berkumpul dengan perut kosong

Masjidil Aqsa menjadi taruhan kesekian tahunnya
Dengan kematian berjuta jiwa
Inikah kutukan "Nakba" yang abadi, Tuhan?

Kita mendengar berita perang begitu nyaring
Bulu kudukpun ikut merinding
Hati ingin mencakar
Berteriak mencari tiang keadilan

Ketaatan mereka jangan ditanya
Sajadah masih terbentang
Meskipun, diterpa debu dan darah
Mereka masih bersujud
Dikala deru mengelegar
Bagi mereka kematian adalah penantian

Lawan atau kawan
Tak ada artinya sekarang
Ambisi yang bergenetik zionis
Melahirkan manusia punya akal
Namun berwujud rasisme
Sudah tak bisa dimaafkan

Dunia Palestina
Berduka
Air mata tak lagi luka
Emosi mereka sudah ketara
Mirisnya, kedamaian masih melambaikan tangan
Di ujung jalan tanpa kejelasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun