Mohon tunggu...
Dila Rahmandani
Dila Rahmandani Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Penulis

Dila Rahmandani, Mahasiswa Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin. °Jurnalis °Kepenulisam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meraih Potensi Unggul: Afirmasi Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa UIN Jambi

24 Mei 2024   13:55 Diperbarui: 24 Mei 2024   14:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Tingkat kepercayaan diri seseorang sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor selain dari proses pematangan diri. Saat mahasiswa mengikuti kuliah, kepercayaan diri mereka dipengaruhi oleh motivasi sosial, afirmasi, dan pengetahuan yang dimiliki. Kepercayaan diri juga memengaruhi bagaimana seorang mahasiswa menunjukkan keistimewaannya dalam perkuliahan.

          Tidak bisa disangkal bahwa masih banyak mahasiswa yang kurang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dan kurangnya motivasi sosial, afirmasi, dan pengetahuan. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurnalistik Islam di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

          Sebagian besar mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin Jambi memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi sebesar hampir 72%, dipengaruhi oleh pengetahuan dan motivasi sosial. Namun, sedikit mahasiswa di UIN Jambi menyadari bahwa memberikan afirmasi kepada diri sendiri merupakan faktor penting dalam membangun kepercayaan diri, hanya sekitar 18% yang menyadari hal ini.

         Apa itu sebenarnya Afirmasi? Dalam konteks psikologi, afirmasi adalah proses atau tindakan menyatakan atau memperkuat pikiran positif tentang diri sendiri. Fungsi afirmasi adalah untuk memperkuat keyakinan positif, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Afirmasi sering digunakan dalam praktik psikologi positif dan self-help untuk membantu individu mengatasi ketidakpastian, kecemasan, atau perasaan tidak berharga.

        Dalam upaya membangun kepercayaan diri, tidak hanya motivasi sosial dan pengetahuan yang berperan, tetapi juga pentingnya afirmasi sebagai dorongan bagi individu. Afirmasi sering digunakan saat kita merasa ragu atau cemas dalam melakukan sesuatu untuk mengatasi ketidakpercayaan diri. Afirmasi umumnya dilakukan saat seseorang berinteraksi sosial di lingkungannya. Sebagai contoh, mahasiswa sering menggunakan afirmasi positif sebagai...

         "Percayalah aku bisa! 'Aku mengucapkan hal tersebut setiap pagi" ujar Agung, salah satu mahasiswa Tarbiyah dan Keguruan UIN Jambi. (Senin,13 Mei 2024).

            Dengan kesadaran tentunya mahasiswa hendaknya lebih memahami diri, bukan hanya motivasi sosial dan pengetahuan tetapi, kebiasaan meng-afirmasi diri,dapat membentuk kepribadian yang lebih percaya diri.

Penulis: Dila Rahmandani 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun