Mohon tunggu...
Anisa Fadil
Anisa Fadil Mohon Tunggu... assistant research -

aku adalah raga, menulis adalah nyawanya, dan kamu adalah asanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta

28 Oktober 2014   01:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada Amukan rasa yang berkecamuk dalam batinku

kadang aku rasakan sesak

dan akhirnya mataku panas,

menggenang butiran-butiran kecil pada pelupuknya

aku takut mati sendiri dalam kebisuan

pun aku takut merana pada kesepian

tapi aku tak rela menderita karena luka

dan aku mati jua menahan siksa

relung hatiku terbuat dari nurani

bukan besi yang menghujammu

aku tetap punya hati

meski tak tentu bagaimana mengenalmu

Yang ku sampaikan bukan pesan durjana

hanya sebatas luka akibat kesendirian

mungkin aku kurang ajar dalam bersua

tapi aku tak ingin menyimpan kebohongan

pesanku padamu,.....

"Di malam syahdu sebelum terlelap.

aku tak ingin sendiri dalam gelisah maupun bahagia, pun dalam terang ataupun gelap.

waktu terus berlari tak berujung.

akan indah bila aku dan kamu, bersama, menjadi orang yang beruntung."

aku tak kan berucap lagi

biar rasa dan isyarat yang melengkapi

perjalanan ini sebatas kita

namun sampai kini dan nanti, disini maupun disana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun