Mohon tunggu...
Dila AmitaMustika
Dila AmitaMustika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Never give up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumsi Muslim

26 Maret 2022   19:05 Diperbarui: 26 Maret 2022   19:09 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pastikan kita membutuhkan,dan memastikan dipakai dalam jalan allah, dikeluarkan untuk urusan kebaikan

2. Bisa membedakan konsumsi masa depan dengan konsumsi masa sekarang 

3. Kita bisa membedakan ini kebutuhan primer, sekunder,dan tersier 

4. Pilih antara pilihan yang paling optimal


Sebelum memilih kita pastikan ini kebutuhan kita atau tidak,Kalau kita belanja itu bisa dipertanggungjawabkan tidak sama Allah,karena kalau kita nanti di akhirat mau tidak mau kita ditanya dampaknya dari apa dan dibelanjakan untuk apa ini merupakan prinsip konsumsi dalam islam. ImamGhazali dalam beberapa catatannya mengingatkan bahwa ukuran tingkat konsumsi dalam Islam itu yang pertama setiap individu harus melakukan konsumsi minimal untuk melaksanakan kewajibannya terhadap keluarga, masyarakat, dan Allah. Kemudian Tidak boleh berlebihan, boros,mubafzir,dan tidak boleh bermewah-mewahan.Konsumsi dan kepuasan tidak boleh menjadi tujuan utama. Dia harus ditujukan untuk mencapai hidup yang lebih tinggi untuk mencapai kebaikan.Banyak orang yang akhirnya berlebihan sehingga kemudian menyia-nyiakan yang sebetulnya bisa bermanfaat bagi orang lain.Ketika seorang muslim begitu fokus dengan baik atas belanjanya, untuk keridhoan Allah, dasarnya apa yang dia suka, melihat konsumsi sekarat dan masa depan,kita mempunyai pilihan belanja kita tetapkan mana yang kebutuhan.Maka yang pertama kita punya uang lebih maka ada saving yang diarahkan pada investasi bisa juga investasi dunia maupun akhirat.misalnya contoh dari investasi dunia untuk membantu saudara membangun bisnis disitu pahala kita dapat dan bagi hasil yang kita dapat atau berinfaq untuk tabungan di akhirat.

Kesimpulannya kita harus berkonsumsi secara islami,kita harus menyeimbangkan dan melakukan prioritas dan itu semua bisa menjadi bekal terutama kaum milenial bagaimana kita tidak melakukan kelalaian yang sebetulnya tidak dibutuhkan dalam konsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun