Sudah lama hati ingin masuk ke Istana Pagaruyuang. Keinginan ini zaman saya masih jadi mahasiswa di ISI Padangpanjang, ketika melakukan perjalanan penelitian ke daerah Andaleh Batusangkar. Namun tujuan awal bukan untuk berwisata namun penelitian. Jadi saya urungkan niat untuk mampir masuk ke area Istana Pagaruyuang
Terletak di Jalan raya menuji kantor Bupati Tanah Datar, sungguh strategis ditanah luas dibelakanngya bukit yang mengelilingi. Pohon-pohon rindang di area Istana Pagaruyuang, menjadi tempat berteduh, pengunjung
Biaya registrasi untuk orang dewasa 15 rb, dan untuk anak kecil dan wisatawan asing juga berbeda. Maaf saya lupa untuk tarifnya. Intinya harganya terjangkau.Â
Parkir pun luas, ketika memasuki arean istana pagaruyuang kita akan disambut oleh penjual yang menyewakan kendaran listrik untuk berkeliling di area istana pagaruyuang. Juga ada yang menyewakan kuda untuk berkeliling.
Kemudian sebelum masuk ke gedung istana kita disambut hangat oleh badut-badut berkostum pakaian adat Minangkabau. Sempat berdialog dengan badut badut tersebut. Ternyata mereka para badut adalah wanita parubaya yang berumur kisaran 50an. Mereka bekerja dari pagi, dan mendapat uang tip dari para pengunjung yang mau poto bersama mereka.Â
Setelah itu di area juga ada bapak -bapak yang keliling jasa potografer, sekaligus bisa di print sekalian dengan budget murah. Di Istana Pagauyuang juga ada jasa penyewaan baju pengantin lengkap.dengan hiasan kepala. Disewa dg harga 35 ribu saja. Asli rame banget dan ada juga yang sengaja untuk poto preweding.Â
Ternyata di dalam istana yang luas dan berbahan kayu , awet , tertata, dan banyak sekali hiasan dan alat perabot yang menjelaskan kehidupan kerajaan pada zama dulu.Â
Ada 3 lantai yang memiliki fungsi yang berbeda. Lantai 1 untuk tempat berkumpul dan bermusyawarah, lantai ke dua terdapat kamar untuk anak gadis yang belum menikah, dan lantai 3 untuk menyimpan harta benda bisa berupa mahkota raja yang disimpan dalam peti.
Semua dijaga dan replika dari bangunan yang asli. Karena bangunan asli sudah dibakar pada zaman perang paderi zaman dulu dan terbakar pada tahun 2013 .
Diluar area istana terdapat rangkiang, sebagai tempat penyimpanan padi hasil panen.kita sebagai pewaris dan pengunjung selaly menjaga agar warisan dan ikon Sumatera Barat, tetap terjaga dan mengenali sejarah negerinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H