Anjing liar mengongong
Menyeru manusia yang
Terpukau dialam bawah sadar
Turki bergejolak
Kabut subuh membutakan mata
Burung hitam berkicau tak karuan
Manusia melayang dibawa mimpi
Tanah mereka bergoyang
Sunyi bergetar
Tubuh tersadar
Terperangkap dalam tembok suram
Inilah, karam diatas daratan
Tuhan, aku percaya
Ini bukan kebetulan
Yang kutau, setelah badai ada pelangi
Dimana, aku mencari pelangi itu?
Pandanganku sebatas tembok hancur
Setinggi gunung
Raungan minta tolong
Serine mengaung
Asap berkabung
Kaki tak mampu berlari
Nyawa tak lagi dibadan
Tangisan ditelan bumi
Takdir apa yang kami alami
Anak kecil terjepit
Menangis pilu
Sang ibu meninggal
Mayat dingin tak lagi bertuan
Bibir kering, mata buram
Tuhan, ini surga atau nerakamu?
Yang kau titipkan sekejap mata
Kulihat disana
Seorang ayah terseyot
Melangkah mencari sibuah hati
Yang tertidur pulas dibongkahan tembok
Tangannya kaku
Selimut hangat tak lagi menghangatkan tubuhnya
Telapak tangan kecil diraba sang Ayah
Agar tubuhnya hangat
Namun, dia telah terlanjur ke surga
Ayah, duduk termenung
Seraya berdoa, tunggu aku disana.
kita berpisah dalam duka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H