Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karam, diatas Daratan Turki

11 Februari 2023   20:44 Diperbarui: 11 Februari 2023   20:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anjing liar mengongong
Menyeru manusia yang
Terpukau dialam bawah sadar
Turki bergejolak
Kabut subuh membutakan mata
Burung hitam berkicau tak karuan

Manusia melayang dibawa mimpi
Tanah mereka bergoyang
Sunyi bergetar
Tubuh tersadar
Terperangkap dalam tembok suram

Inilah, karam diatas daratan
Tuhan, aku percaya
Ini bukan kebetulan
Yang kutau, setelah badai ada pelangi
Dimana, aku mencari pelangi itu?

Pandanganku sebatas tembok hancur
Setinggi gunung
Raungan minta tolong
Serine mengaung
Asap berkabung

Kaki tak mampu berlari
Nyawa tak lagi dibadan
Tangisan ditelan bumi

Takdir apa yang kami alami
Anak kecil terjepit
Menangis pilu
Sang ibu meninggal

Mayat dingin tak lagi bertuan
Bibir kering, mata buram
Tuhan, ini surga atau nerakamu?
Yang kau titipkan sekejap mata

Kulihat disana
Seorang ayah terseyot
Melangkah mencari sibuah hati
Yang tertidur pulas dibongkahan tembok
Tangannya kaku
Selimut hangat tak lagi menghangatkan tubuhnya

Telapak tangan kecil diraba sang Ayah
Agar tubuhnya hangat
Namun, dia telah terlanjur ke surga

Ayah, duduk termenung
Seraya berdoa, tunggu aku disana.
kita berpisah dalam duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun