Peran orang tua dalam rumah tangga sangat lah profesional. Bertanggung jawab untuk kesehatan keluarga dan mendidik anak sebaik mungkin, serta menjamin kelangsungan hidup dalam kurun waktu pendek dan panjang keluarga.
Orangtua yang harmonis, akan memberikan support kepada buah hati. Segala kemampuan dan kemampanan akan meningkatkan taraf kebahagiaan dalam rumah tangga
Makanya pepatah "banyak anak banyak rejeki", Â selalu menjadi tradisi lisan, yang sering diumbar. Wajar Indonesia menjadi negeri berkembang pesat setiap tahunnya.
Namun, dewasa ini beberapa orang telah mengubah mindset, untuk membangun keluarga. Jumlah anak telah menjadi perhitungan, karena bersangkutan dengan pendidikan, lingkungan, dan finansial keluarga masa kini dan masa depan.
Childfree, menjadi solusi pilihan
Wajar, jika ada orang yang berani memutuskan untuk childfree, dan memilih untuk hidup sampai mati berdua bersama pasangan. Mungkin ini pilihan yang sempat kontroversial setelah diumbar oleh Gita Savitri di Youtube beberapa waktu lalu.
Sempat saya ikut menonton podcastnya Gita Savitri dengan Analisa Widyaningrum, sebagai psikolog. Dalam wawancara online tersebut, Analisa melontarkan bahwa "apakah pilihan Gita dan Paul untuk childfree ini bisa berubah suatu saat nanti?"
Dengan tegas dan percaya diri, Gita teguh dengan pendiriannya untuk childfree. Melihat jawaban Gita yang kuat. Saya sempat berpikir bahwa itu bukan keputusan satu malam bersama pasangan. Tapi sebuah pilihan yang matang untuk pasangan muda itu.
Komitmen yang dibangun untuk harmonisnya sebuah relasi harus open mindset. Dan diterima oleh kedua belah pihak. Perjalanan hidup rumah tangga yang penuh lika liku, akan menguji ketahanan pondasi rumah tangga.
Sebuah goncangan akan menguatkan tali hubungan pasangan. Jika  ditengah perjalanan salah satu menghianati hubungan. Maka  kedua belah pihak harus mencari benang merah permasalahan. Jangan sampai ada luka fisik setelah luka batin ditoreh.
Anak akan menjadi korban perpecahan orangtua. Setiap anak membutuhkan kasih sayang dari orangtua. Jangan sampai anak mencari kelembutan dan perhatian dari orang luar, yang baru dikenal. Karena akan beresiko hubungan yang toxic.