Pada akhirnya hanya kita yang bertanggung jawab atas perasaan dan hidup kita sendiri. Ketika manusia dilahirkan ke dunia, tanggung jawab orangtua mrmbesarkan dan memberikan kasih sayang anak hingga anaknya mendapat gelar dibelakang namanya, bertkat dorongan dari keluarga.
Kepuasaan orangtua terhadap anak, melihat sang anak bahagia untuk hidup dan pilihan yang dijalani. Guncangan hidup semakin bertambah usia makin terasa, dan jumlah temanpun semakin sedikit . Dan merasakan berjalan sendiri di tepi jalan, berangkat kerja sendiri, ikut berdesakan di transportasi umum, menahan lapar karena kehabisan uang, dan kembali mengulang hal yang sama seorang diri.
Perjalanan ini akan berhenti sejenak di dunia kerja. Dimana kita mendapatkan uang tiap bulannya, gaji diitung perjam, dan membatasi kebebasan seseorang dengan sekali seminggu liburan. Semua akan dibayar tuntas dengan gaji yang mereka tetapkan
Selama di dunia kerja baru, kita akan beradaptasi dengan tanggung jawab baru. Pertemanan di dunia kerja, bisa disebut sebatas jam kerja. Kebanyakan dari kita tidak ingin terlalu membuka diri terhadap orang yang baru dikenal. Kecuali memang satu frekuensi, biasanya langsung connect satu sama lain.
1. Perbedaan umur dan status
Hal ini menjadi pertimbangan sikap dan karakter seseorang. Kedewasaan seorang bisa diukur dengan pola pikir yang dia tanamkan dilingkungan dia hidup. Karena faktor kebiasaan. Belum tentu orang yang usia lebih tua dari kita menjadi bijak, untuk masalah terntu. Kadang mereka egois karena keuntungan yang mereka dapatkan.
Membawa masalah keluarga ketempat kerja. Itu merupakan tindakan yang tidak profesional. Dan mendiamkan seseorang seharian, bukan solusi dari masalah di kepala orang tersebut.
Solusinya cuma satu. Profesional jadi orang.
2. Suka libur dadakan
Sepertinya ini hal yang menjengkelkan ketika, seoarang teman tiba-tiba libur dadakan. Padahal pekerjan lagi menumpuk. Karena faktor yang tidak krusial.
Hal ini bisa kita toleransi jika berhubung kesehatan, acara penting keluarga, dan lain lain. Beda cerita jika anda bosan dan malas masuk kerja. Jika anda yang baca ini pro ke hal ini, saya harap sifat anda tersebut harus dihilangkan, karena merugikan pihak lain untuk tidak masuk kerja Â
3. Punya teman bermuka dua
Prilaku tercela ini, bisa membuat orang sekitar tidak nyaman bersama anda. Ketika omongan anda bertolak belakang saat berada di belakang orang yang anda ceritakan. Pengalaman kerja di dunia ritel . Memberikan kesempatan langsung kepada saya untuk bertemu langsung dengan customer . Memberikan pelayanan dengan baik, akan membuat customer itu akan mengangingat si sales.
Banyak teman kerja, yang ramah tamahnya hanya didepan customer, kemudian mengoceh dan membantingkan sesuatu di ruang peristirahatan. Sepertinya ada hal yang salah dengan dirimu. Kalau capek mendingin berhenti aja kerja, ngak usah memaki team kerja atau bermulut manis.
4. Bertanggung jawab
Sikap bertanggung jawab harus dimiliki oleh para pekerja. Dalam tim, jobdish pekerjaan telah dibagi dengan tepat sesuai dengan shiftnya.
Janga menghindar dari tanggung jawab dan mrmberikan krpada junior yang baru masuk kerja. Sebagai senior bimbinglah pekerja baru dengan baik. Ajarkan disiplin waktu dan cara kerja tim work yang benar.
5. Kejujuran
Dalam dunia kerja kita diberikan kepercayaan lebih oleh perusahaan. Apapun kesalahan kita harus dicari solusi dengan baik. Jangan memainkan penjualan atau uang simpanan perusahaan. Hal ini akan merugikanmu jika sudah ketahuan.
Beberapa hari yang lalu temanku di PHK, karena sering memainkan barang penjualan, menggunakan uang petty cash untuk kebutuhan pribadi. Di negeri ini orang jujur itu sudah langka, tolong bekerja dengan benar dan jujur.
Resiko atas ketidak jujuran bisa berimbas ke ruang sel atau dendan puluhan juta. Kita bekerja dengan orang profesional yang pintar dan tidak mungkin kita bodoh-bodohi dengan sikap bego kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H