Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Masa Lalu

3 Januari 2022   19:35 Diperbarui: 3 Januari 2022   19:44 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki masa lalu

Malam itu mencekam
Darah dagingya menangis menjerit
Dia balita lanang
Remang remang kamar
Menjadi suram

Jari tangan lelaki yang dicintainya
Sungguh keras melilit lehernya
Sampai bantal kapuk empuk
Ditumpuk dimulut istri

Badannya digebuki sampai pagi
lelaki itu buas
Tak punya hati

Hari-hari begitu berat
Esoknya wanita itu kembali menjalani nasib
Pergi pagi pulang malam
Badan rontok pikiran kacau

Lelaki yang dicintainya itu
Dikamar mengunci diri
Menonton bokep sampai kelalapan
Sama nafsu birahi

Empat tahun bertahan di lubang sengsara
Wanita itu, pulang kerumah orang tua
Tak peduli adat yang dulu disepakati

Anak lanang digendong
Cukup baju yang dipakai
Dibawa pulang

Lelaki itu hanya diam
Dibalik pintu kamar
Amarahnya masih sama
Malah ingin membara

Wanita itu pergi
Sudah lupa dengan malu
Yang penting lahir dan batin bebas

Dia tak salah langkah
Sekarang luka masih membekas
Dari wanita yang tertindas

Kudapati cerita
Sebelum penutup akhir tahun 2021
Seorang wanita yang menggali masa lalu
Yang tak pernah dia kubur sampai mati.

Noted dari penulis:


Putuskan rantai KDRT dalam rumah tangga, apapun masalahnya dikomunikasikan dengan baik. Kontrol diri dan pola pikir, apalagi status sudah menjadi orangtua.
Diluar sana setiap manusia dilahirkan mendapatkan kasih sayang dari orang sekitar. Jika dia telah menjadi pasanganmu, rawat, cintai, dan ceritakan.

Buang emosi dan amarah sesaat itu. Ingat, sebagai memori untuk anak, kejadian di masa kecil yg dibesarkan oleh keluarga kasar dan keras, akan membentuk karakter yang sama jika dia dewasa kelak. Jadi, kuncinya dari kita, semangat jadi orangtua, tak ada masalah yang rumit di dunia ini, selagi masih melengkapi satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun