Belakangan ini susah tidur
Badan cepat lelah katanya
Makan kurang bernafsu pangkasnya
Tapi tetap jadi penghibur
Dimataku yang sudah berkaca-kaca
Kulihat dadanya makin tipis
Baju yang kemaren mengetat
Menjadi longgar ditubuhnya
Ibuku sudah tidur
Badannya capek
Dari pagi bergelut dengan jerami
Miang pun tak gatal dikulit
Lumpurpun telah menguning di kuku jari
Yang tiap hari dibenamkan di tengah sawah milik kita
Burung gerejapun terbang melayang
Mengintai bulir padi yang menguning
Tikus jantan dan betina berkelana di rawa-rawa sawah
Melubangi pembatas sawah, dan keluar dimalam hari
Dikala ibu dan bapakku telah pulang
Keong--keong merapat dan berkembang biak dengan cepat
Merajut dari genangan air setinggi mata kaki
Sedikit-sedikit namun pasti
Daun -daun padi yang baru merambat ikut disambat
Banyak tingkah di sawah banyak upaya untuk bertahan
Semua telah menyatu menjadi kehidupan
Ibu dan bapak tak pernah mengutuk
Mereka semua bagian semesta
Tak ada gunanya memaki
Setiap yang bernyawa punya rejeki
Ibu dan bapak sepasang petani
Kudoakan semesta juga melindungi
Kalian
Disaat tanganku tak bisa memeluk erat
Keluh kalian yang jarang kudengar
Kita terpisah untuk sementara waktu
Tetap bahagia menyebrangi jembatan hidup
Anakmu, sungguh rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H