Dipernikahannya dengan lelaki 9 ini
Dia masih merasa kesepian
Sudah kubilang dia tidak butuh suami
Tapi seorang kawan
Yang sejalan dengan pikiran
dikala senja makin redup
Sudah lama aku tak menanyakan kabarnya
Dia sekarang rada-rada pikun
Kulit wajah makin menurun
Dia ingin kabur
Tak mau direpotkan
Dia menangis seorang diri dalam batinnya
Dua anak laki-laki yang lahir dirahimnya
Telah tidur di perut bumi
Dia makin pilu
Karena sempat memelihara ego
Rasa ingin berbicara dan makan bersama begitu berat
Untuk dibangun semasa hidup anaknya
Karena semua begitu asing ketika
Tak diasah dimasa kecil
Aku tak tahu dendam apa yang dipendam
Oleh anaknya.
Sekarang dia ibu yang kesepian
Memilih untuk sendiri
Menepi di lembah Maragunuang
Dengan laki-laki yang baru dinikahinya
Aku takut dia makin tersungkur
Memilih memberi jarak
Satu titik hitam pun tak ada rasa kebencian kami padamu
Tapi orang lain lebih suka ikut campur
Hingga kau kembali membuka luka untuk dirimu kesekian kalinya.
MAK DANG aku cucumu
Di sini terhenyak karena memikirkanmu
Kudoakan semesta selalu melindungimu
Dan kuingin makan bersamamu di sebuah pasar tradisional di kampung kita kembali terulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H