Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukakan Pintu untuk Anakmu

20 November 2021   18:20 Diperbarui: 20 November 2021   18:22 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang biasa
Kusibakkan selimut sebelum bunyi alarm
Kutarik napas dalam
Kuingat mimpi satu malam

Meskipun itu hanya seluit yang masih buram
Cahaya dari celah kecil jendela
Meluangkan cahaya menerobos keruang segi empat

Aku dan kamarku
Bergelimang masa rindu

Aku yakin, dia ibuku sudah terbangun
Dan bapakku biasanya masih tidur

Telingaku ingin memdengar suaranya
Dari dapur
Agar aku menjadi wanita yang mandiri
Di bumi yang semakin hari semakin keras

Empat kali lebaran
Aku masih disini jauh dari kalian
Berdialog dengan diri
Sekuat apakah aku nanti

Kekecewaan, dan harapan beda tipis
Aku lelah ingin  sekali menepi
Aku bangkit kembali mendayung

Entah kemana kapal ku dayung
Sungai masih panjang dan berliku,

Kudapati jernih dan keruh
Batu pun menghantam
Dan ikan pun merayu

Maafkan aku masih suka melaju
Ibu dan bapak adalah rumahku
Bukakan pintu untuk anakmu
Yang sekarang lagi merindu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun