Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Tua yang Mengubur Kekosongan

1 Januari 2021   18:10 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jari jemariku meraba seluruh tubuh
Yang sudah renta
Kenikmatan hidup mulai reda
Tiap malam dihantui ketakutan
Akan kah besok, masih menunggu kehadiranku

Kepulan asap keluar dari mulut dan dua lobang hidung
sudah takku hitung lagi berapa batang rokok kuhabiskan,
Pikiranku mematikan sejenak kesadaran
Lenyap ke masa lalu

Ada waktu, dimana aku bertanya pada jiwa dan raga yang tua ini
Betapa beratnya beban yang kupikul
Aku sudah dimakan umur
Namun, tamparan hidup kembali
Melemparku banting tulang siang dan malam

Dulu,
Aku adalah seorang pemuda yang bergelora
Penuh warna
Mengubur kekosongan bak
Menikam karma

Minuman beracun yang candu adalah teman tidurku
Tanpanya aku hilang kendali
Semua orang marah
Dan menghantamku dengan sumpah serapah

Terkapar di sudut kamar
Dengan kasur tua
Terdengar bisikan "Jangan hiraukan mereka"

"Antara kau dengannya sama bajingan di kota ini"

Kacau, dan mati rasa
Membuatku terasing dalam duniaku sendiri.
Aku menyesal bahwa aku pernah muda
Dengan cara yang bebal

Kubuka mata, kutatap  gerobak tua
Berisi sampah kota
Berjalan menuju arus waktu
Yang tak tahu kapan berhenti
Yang dibuang yang kusimpan
Dan tak tahu jalan pulang 

Andaikan waktu bisa kuulang
Aku ingin kembali ke masa lalu
Dengan jiwa dan pikiran yang baru

Ah sudahlah
Aku kebanyakan ngawur
Kuhentikan asap rokok yang mengepul
Lalu, kuberjalan kembali menelusuri ujung jalan kehidupanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun