Kisah Nyata
Dialog Akhir bulan November
"Aku, ingin sekali pergi kesuatu tempat yang indah, dimana tak satupun orang mengenaliku, dan menikmati hari-hari seorang diri" ucapnya dengan tersenyum
Namun pandangan nya begitu jauh, mungkin saja telah menembus dinding beton rumahku
Tak sampai disitu, dia kembali mengulang dialog yang maknanya sama.
"Za, awal Desember aku ingin pulang kampung dan rehat sejenak" dia menatapku dengan raut wajah bahagia
Dan akupun menyetujui nya. Kulihat beberapa hari belakangan ini, kondisinya kurang sehat. Meskipun kita masih bercanda gurau, dan melakukan rutinitas yang menyenangkan.
Detik ini, diawal bulan Desember. Tuhan mengabulkan permohonan nya. Mungkin saja dia telah berdialog panjang dengan Tuhan, baik subuh, matahari diujung kepala, atau ketika matahari digantikan bulan.
 Semua itu hanya rahasianya dengan Tuhan. Karena Tuhan telah menjelaskan bahwa kematian adalah kepastian bagi setiap yang bernyawa. Sesuai dengan isi surat Al Imran : 185
Berbunyi " tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu......"
Penjelasan yang begitu dalam, yang akan menghampiri kita kapan saja, dimana saja, dan persiapkan saja diri kita masing-masing.
(Selamat jalan dosenku. Cuplikan dialog berdasarkan pengalaman buk Eza dengan almarhumah )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H