Mitos seputar kehamilan
Sebelum menunggu beduk puasa. Saya menonton acara talk show di stasiun swasta Elshinta TV. Dalam acara Dokter Keluarga dengan narasumber bernama Dr. Elfida. Karena terlalu fokus keacara, jadi saya lupa catat nama lengkapnya narasumber beserta gelarnya.Â
Tema yang diangkat dalam acara tersebut berhubungan dengan seputaran ibu Hamil. Bagi saya itu tema yang menarik, untuk dibahas dan dipahami, sebelum saya akan menempuh jenjang pernikahan.Â
Diumur yang ke 25 tahun, ini banyak hal yang terjadi di lingkungan saya. Para teman-teman sudah menikah dan diantaranya juga sudah melahirkan.
Mungkin diantara kita menganggap itu pengetahuan akan berkembang dengan berjalannya waktu. Tapi bagi saya pengetahuan tidak ada batasan umur, tergantung sejauh mana kita bisa memahami dengan pikiran atau nalar.Â
Berdasarkan tema Mitos seputar kehamilan. Saya pikir ini harus saya sharing kembali, melalui tulisan ini. Karena mitos yang beredar dari dulu sampai sekarang,v masih dipercayai dan dipraktekkan oleh para ibu hamil. Padahal belum di teliti kebenaran dari mitos tersebut
Berikut saya jabarkan mitos ibu hamil yang keliru dan jangan dipraktekkan !
1. Khasiat minum air kelapa dan air susu kedelai
Mitos ini keliru. Jangan salahkan jika kulit bayi anda tetap sawo matang, jikalau anda sudah sering minum air kelapa. Karena faktor yang membuat kulit anak anda putih dan bersih itu dilatarbelakangi oleh gen yang terdapat pada orangtua si anak. Jadi kaitan minum apapun tidak bisa mengubah warna kulit anak .
2. Khasiat air Fatimah
Berdasarkan wawancara dengan Dr. Elfida, dia mengatakan bahwa air Fatimah itu mengandung zat yang bisa membuat ibu hamil kontraksi tinggi disaat mau melahirkan. Anjuran untuk konsumsi air Fatimah sebelum persalinan, itu berakibat fatal untuk rahim seorang ibu.Â
Kasus yang parah terjadi ketika rahim seorang ibu hamil robek, gara-gara kontraksi tinggi setelah minum air Fatimah. Sebenarnya, untuk kelancaran kelahiran pihak rumah sakit, sudah menyediakan obat yang teruji secara laboratorium. Jadi jangan asal konsumsi cairan yang belum teruji.
3. Pijat tradisional
Kebiasaan para ibu hamil untuk melakukan pijat, kadang bisa berakibat fatal. Tindakan ini kadang dilakukan secara berulang-ulang sampai  dekat dengan kelahiran anak. Apalagi bertujuan  untuk memindahkan posisi bayi dalam kandungan. Menurut Dr. Elfida, itu praktek yang berbahaya, yang mana posisi bayi yang selalu aktif didalam kandungan, bisa bermasalah jika posisinya diubah-ubah.Â
Meskipun bayi anda dalam sonsang, atau kepalanya kebalik. Harus di konsultasi kan dengan dokter, daripada asal memindahkan posisi bayi.
4. Larangan Makan Pedas
Siapa sih yang ngak doyan makanan pedas? Pasti beberapa orang ngak bisa makan kalau ngak pedas. Apalagi orang Minangkabau, yang doyan banget sama yang pedas-pedas. Apakah orang hamil dilarang makan yang pedas? Sebuah pertanyaan yang sudah dijawab oleh Dr. Elfrida, "tidak ada larangan untuk makan makanan pedas, intinya tidak boleh kelewatan".Â
Mitos yang mengatakan bahwa makanan pedas bisa membuat anak rambutnya botak atau tipis itu Hoaks besar. Sekali lagi saya tekankan bahwa makanan tidak merubah gen anak yang dilahirkan. Bukan dilarang tapi dikurangi, takutnya nanti bisa merusak lambung ibu hamil.
5. Larangan makan mentah
6. Pakai selendang
Larangan pakai selendang dan melilit leher pada ibu hamil, adalah mitos yang masih dipercayai sampai sekarang. Nenek saya selalu memperingati ibu saya ketika hamil. "Buang selendang itu, jangan dipakai, nanti anakmu terlilit tali pusar" ucap nenekku
Ternyata mitos itu berkembang begitu pesat. Padahal faktor terlilitnya bayi disebabkan oleh  panjang pendeknya tali pusar bayi dan kelihaian bayi dalam kandungan.
7. Waktu Berhubungan intim dengan suami
8. Larangan pakai krim pemutih
Sejujurnya tidak ada larangan untuk ibuk hamil menggunakan alat kosmetik. Tapi ketelitian terhadap kandungan dalam kosmetik harus diprioritaskan. Sekarang produk pemutih banyak mengandung merkuri yang menyebabkan kerusakan secara perlahan terhadap tubuh manusia.
Kondisi ibu hamil yang rentan dengan penyakitpun, mudah  terserang penyakit baik dari dalam maupun luar.Â
Dari penjelasan di atas, saya harap pembaca bisa lebih kritik lagi untuk kesehatan ibu hamil, dan suami juga lebih cekatan sebagai pasangan. Perbanyak lah pengetahuan serta sharing dengan orang yang pengalaman atau dokter. Sehingga kehamilan aman untuk ibuk dan anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H