Korona : (tertawa kecil) hahaha masih banyak hal yang ingin kulakukan.
Aku : hiduplah kau atas penderitaan orang lain, dan tangisan negeri ini. Sadarkah kau, semua orang butuh hidup bebas, tapi kau mengurung kami dalam ketakutan. Kau dan pasukanmu terlalu sombong, tanpa menyadari bahwa tak semua manusia itu hidupnya bahagia, mereka harus berjuang untuk bisa makan, nyatanya hari ini. Kau yang menutup semua peluang yang telah mereka usahakan. Untuk apalagi kau di bumi, pergilah ke planet yang lain
Korona: (terdiam dan mencoba berpikir)
Aku: gunakan hati dan nurani mu, jika sang pencipta tidak memberi mu itu, lihatlah aku. ( Mata aku berbinar- binar)
Korona: melihat ketulusan tokoh aku, akan kupertimbangkan kembali.
Aku : kuharap ka
u hilang tanpa meninggalkan jejak, aku sangat berterima kasih jika kau datang untuk memberi peringatan pada kami, bahwa bumi ini sudah tua. Aku akan berjanji untuk menjaga dan mencintai bumiku.
Korona: turun dari kursi persidangan, dan membalikkan badan. Kemudian berjalan ke ujung jalan yang tak bisa dijangkau oleh penglihatan mataku.
Kemudian badanku digoyangkan oleh goncangan besar, "woi , bangun udah jam berapa ini, keenakan tidur, pergi keluar berjemur"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H