Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petang Kelabu

7 Agustus 2019   12:09 Diperbarui: 7 Agustus 2019   12:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Petang kelabu-

Saudaraku direlung duka
Kini dia dan keluarga menatap tanpa berkedip
Lidah api dengan rakus melahap sampai kenyang
Sebuah gubuk yang malang

Gubuknya tinggal sejarah
Api itu berpesta dengan kawanaanya
Tanpa sadar, penghuninya meratap dibalik layar pesta

Gubuknya, menjadi harta abu
Aroma kepahitan, lumpur kesedihan menjadi satu
Dia saudaraku yang harus kita bantu

Saudaraku, ingat!!
hari esok matahari masih bersinar
Semoga kesabaran bersamamu
 Hadirnya takdir  karena ada alasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun