Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pro dan Kontra Sedekah di Jalan

15 Mei 2019   07:01 Diperbarui: 15 Mei 2019   07:29 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengemis Jadi-Jadian

5 tahun terakhir kita dikejutkan dengan berita di berbagai media. Seorang pengemis memiliki uang sebanyak puluhan juta dan menyimpan emas di karung sebagai property untuk mengemis. 

Pengemis ini mendapatkan uang dengan melakukan perjalanan di lampu merah, pasar atau mendatangi tiap pintu rumah warga. Intinya dimana ada keramain disitu ada pengemis. 

Kita tidak tahu apakah itu modus belaka. Menggunakan kostum lusuh dan berwajah murung, mereka melakukan aksi setiap hari. Para pengemis sudah menjadikan mengemis untuk memenuhi kelangsungan hidup. 

Meskipun pendapatan dari pengemis ini juga untung-untungan. Tapi jika sudah menjadikan prioritas hidup, mereka akan berusaha mengumpulkan uang dari hasil jerih payah orang lain


Pandangan Islam terhadap Pengemis

Berdasarakan hadist pertama yang diriwayatkan oleh "Abdulllah Bin 'Umar Radhiyallahu "anhuma berkata : Rasulluloh SAW "seorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun diwajahnya .

Hadist kedua diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu "anhu, ia berkata : Rasulluloh SAW bersabda " barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia akan memakan bara api.

Hadist ketiga diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu Anhu SAW ia bersabda " meminta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.


Dalam perkara minta --meminta yang sering kita temui hari ini, sudah ada hadis yang menentukan. Bahwa kesimpulannya jika seseorang meminta --minta kepada orang lain tanpa sebab yang disengaja, dan sering bermalas-malasan maka tuhan pun akan memberikan ganjaran kepada orang tersebut. Namun jika dia meminta --minta bantuan pada hari tertentu dan pada penguasa. Maka penguasa harus bertanggung jawab untuk membantu masyarakat yang meminta tersebut. Dengan syarat tidak boleh meminta terlalu sering kepada penguasa tersebut.


Faktor yang mendorong Mengemis
Dilatar belakangi oleh faktor yang menahun atau faktor yang tidak terduga.
1. Fakir miskin
Merupakan orang-orang yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya kaum fakir miskin hanya bekerja di bawah perintah orang lain. Bergantung dengan orang lain tidak bisa membuka usaha, karena kendala modal. Kehidupan yang sudah menahun ini hanya mencari uang untuk kelangsungan hidup. Kadang para kaum fakir miskin mendapat perhatian dari pemerintah dengan mendapat dana bantuan berupa uang tiap beberapa bulan atau beras miskin tiap bulannya. Tidak hanya itu kadang kondisi kehilangan orang tua, anak yatim piatu, yang butuh bantuan orang sekitar. Kemudian saudara kita yang menyandang cacat, sakit keras, sehingga mereka pun sangat kesusahan untuk bekerja

2. Ekonomi Merosot
Biasanya kendala ini dirasakan oleh masyarakat bawah yang bergantung kepada hasil Sumber Daya Alam. Iklim Indonesia yang tidak bisa ditebak, membuat hasil panen menurun. Kehidupan masyarakat golongan bawah yang selalu menggunakan prinsip gali lobang tutup lobang, akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak sekali orang Indonesia di perkampungan yang lebih memilih merantau daripada bekerja di kampung sendiri

3. Bencana


Kejadian satu detik kedepan, hanya Allah yang maha mengetahui. Hari ini kita tertawa bisa saja semenit kedepan berderaian air mata. Semua sudah direncanakan Allah, tapi manusia hanya mengikuti alur mainnya lika --liku kehidupan ini. begitupun dengan bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. 

Kejadian tak terduga ini bisa merugikan banyak pihak, dan tidak jarang mereka kehilangan keluarga dan harta kekayaaan. Bencana alam datang tanpa pandang bulu, bisa menyapu siapa saja. Jadi para korban bencana harus dibantu baik jadi relawan atau mengirimkan sembako, sandang dan pangan. Uluran bantuan disaat waktu yang tepat bagaikan mendapat air minum di tandusnya padang pasir.

Dari ke empat faktor diatas jika kita temukan, maka seorang saudara, harus membantu saudara yang membutuhkan. Akan lebih baik ketika kita memberikan pekerjaan yang layak bagi orang-orang diatas. Sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang lain tersebut.


Pro dan Kontra Memberikan Sedekah di Jalan
Pengemis sudah tidak langka kita temui. Banyak sekali para pengemis yang datang kekota untuk mencari uang dengan profesi pengemis. Melupakan harga diri demi meraup uang tanpa melakukan pekerjaan berat. 

Apalagi menjadi pengemis sudah diajarkan saat usia dini.  Kadang jumlah para pengemis membludak di satu hari tertentu. Pengemis yang berasal dari berbagai daerah berkumpul dan berkeliaraan di sekitaran tempat tertentu. 

Berdasarkan pengalaman saya sore tadi, terdapatlah 5 orang anak-anak yang mengetok pintu kos-kosan, dengan tampilan luar kumal. Sekitaran umur 8-10 tahun sudah diajarkan untuk berbohong. 

Lirikan mata satu sama lain jika diintrogasi, memberikan jawaban yang berbeda. Sebelumnya di hari-hari biasa saya tidak pernah bertemu dengan mereka. Namun, mengingat  sekarang bulan puasa, mereka yang tidak mau berusaha lebih memilih menjadi pengemis.

Pengemis seperti ini yang harus kita waspadai. Bukannya kita tidak mau menolong sesama. Takutnya sedekah yang kita berikan diterima oleh orang yang tidak tepat. 

Mengingat setiap orang muslim dianjurkan untuk bersedakah antar sesama, supaya mendapat pahala dari Allah. Peran sedekah atau zakat mengentaskan kemiskinan peran yang tidak bisa kita pungkiri keberadaanya baik dalam kehidupan muslim maupun kehidupan lain .

Oleh sebab itu ada peraturan yang melarang untuk memberikan bantuan kepada para pengemis di jalan. Saya setuju dengan aturan tersebut. Karena jika kita terlalu memanjakan orang yang mampu, maka otaknya mati untuk berpikir untuk berusaha dan bekerja keras. Hidup butuh perjuangan dan usaha. Tidak bisa mengandalkan tangan dibawah demi koin-koin rupiah. 

Apalagi para pengemis atau gelandangan memiliki badan sehat tanpa kekurangan. Lebih baik kita membeli dagangan orang tua yang masih mau berusaha. Daripada memberikan bantuan kepada pengemis.

Sebagai masyarakat kita harus berpikir kritis lagi kedepannya. Untuk memberikan sumbangan kepada orang lain. Lebih baik percayakan kepada pemerintah yang bekerja sama dengan badan Amil Zakat yang akan memberikan sumbangan pada orang tertentu dan terdata. Jika sedekah anda tepat sasaran maka lebih baik titipkan pada Badan Amil Zakat di kota anda. Supaya jumlah pengemis di Indonesia pun berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun