Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberontakan Mahasiswa Indonesia Masa Reformasi

2 Mei 2019   20:45 Diperbarui: 2 Mei 2019   20:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam segi garapan seorang Yeni berhasil membawa kegemparan mahasiswa kampus ISI Padang Panjang. Garapan yang juga menggunakan proyektor sebagai artistik pertunjukan tidak menutup aksi para aktor. Meskipun pertunjukan yang diadakanout door, tetapi penonton berbondong untuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Aksi aktor yang menggambarkan seorang pejabat dan juga mahasiswa kurang mendukung dengan kostum dan properti yang digunakan. Mereka meggunakan kostum dan properti seadanya. Proses yang dilakukan tidak dalam jangka waktu yang panjang, hal inilah yang membuat pertunjukan tersebut belum tergarap maksimal walaupun terbilang sukses. Penulis bahkan penonton bisa menyadari keliaran Yeni sebagai sutradara masih banyak yang belum tertuang dalam garapannya tersebut. Yang berbeda dalam garapan dengan puisi Taufik ini, Yeni ingin menggabungkan ide Wiji Thukul, yaitu "Untuk apa banyak membaca buku tapi mulut kau bungkam melulu".Maksudnya di sini adalah sutradara ingin mempertunjukan bahwa seorang mahasiswa harus memiliki banyak aksi dan tindakan yang positif dengan argumen-argumen yang membangun selagi menjadi seorang mahasiswa.

Aksi para aktor yang memerankan karya tersebut kurang menunjukan kebrontakan masyarakat dan mahasiswa secara verbal dan dialog. Intonasi yang digunakan aktor juga terkesan datar tanpa ada permainan dalam tiap-tiap kata. Contohnya seperti saat marah, tidak melulu harus digunakan dengan dialog yang meledak-ledak. Bisa saja dengan mimik wajah, business acting aktor dengan mengepalkan tangan atau properti yang digunakan. Suara yang dihasilkan dari musik (techno) sering kalioverlap dengan suara aktor, dikarenakan aktor tidak menggunakan bantuan mic.Itulah kendala seorang aktor jika bermain di out door tanpa menggunakan alat bantu, dengan kondisi vokal yang tidak sesuai atau memadai.

Pertunjukan Karnaval Seni dihadiri oleh semua partisipan ISI Padang Panjang, karena tidak hanya dimeriahkan oleh angkatan '16 saja. Acara tersebut dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 22-23 April lalu dan diselenggarakan dengan meriah dan acara tersebut ditutup oleh pertunjukan kolaborasi seluruh mahasiswa dari tiap-tiap jurusan di ISI Padang Panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun