Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Gelandang Tua

20 April 2019   15:29 Diperbarui: 20 April 2019   15:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.it/ 


Aku lelaki tua berambut putih
Bercakap dengan Diriku sendiri
Tidak ada yang peduli
Hidup atau mati
Kusadari nyawa akan  meninggalkan bangkaiku

Aku gelandang tua tanpa gubuk
Sedang berduka kehilangan arah
Tak ada atap untuk berlindung
Tak ada dinding untuk bersandar
Tak ada sebongkahan nasi untuk pagi ini
Hanya kursi tua pelengkap deritaku

Ratapanku hanya dongengan bagi mereka yang disekitarku
Aku hanya sampah Kota bagi mereka yang punya tujuan

Aku lelaki tua yang pincang!!
Akan melangkah lagi mencari secuil kehidupan
Membinasakan dan membunuh  kesakitan dengan diri sendiri

Aku manusia yang tak dihargai
Jika aku mati dan pinggiran kota akan menjadi saksi
Kumohon  kuburkan bangkaiku diperut bumi yang senantiasa menerima diriku dengan iklas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun