Mohon tunggu...
diky paramitha
diky paramitha Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

penulisan artikel terkait pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konektivitas Bangsa Melalui Transformasi Pembelajaran Digital

3 September 2022   10:55 Diperbarui: 3 September 2022   11:03 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Industri 4.0 yang saat ini sedang berkembang di Indonesia maupun dunia merupakan era industri yang memungkinkan seluruh entitas saling berkolaborasi dan berkomunikasi secara real time dengan menggunakan teknologi digitalisasi. Kondisi ini mendorong semua lapisan masyarakat dan entitas untuk terbiasa menggunakan teknologi digitalisasi dalam aktivitasnya.

Perkembangan informasi dan teknologi yang sangat cepat saat ini mendorong negara maju untuk lebih bergerak cepat dalam hal teknologi. Negara Jepang merupakan negara yang mempunyai strategi khusus dalam hal transformasi pembelajaran digital teknologi untuk menyejahterakan masyarakat agar lebih maju hidup berdampingan dengan teknologi yang disebut dengan konsep era society 5.0. Tujuan era society 5.0 adalah untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik sehingga membuat semua hal menjadi lebih mudah. Untuk mempersiapkan menuju era society 5.0 diharapkan semua masyarakat dapat berinovasi dalam sektor publik untuk mendorong kemajuan pembangunan di negara Indonesia.

Semuanya itu tidak lepas dari proses transformasi pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Setelah masa pandemi covid-19 penerapan sistem pembelajaran berbasis digital pada dunia pendidikan sudah mulai diterapkan secara permanen. Menurut Williams (1999) pembelajaran digital meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, video maupun audio.

Dalam hal transformasi pembelajaran berbasis digital pendidik maupun peserta didik dituntut untuk menguasi dengan cepat perkembangan-perkembangan teknologi informasi. Dari mulai hal komunikasi pembelajaran, penyampaian tugas, pengerjaan tugas sampai proses penilaian peserta didik maupun pendidik harus tanggap teknologi. Tetapi ada beberapa permasalahan yang masih harus dibenahi terkait akses internet, kemampuan dan kualitas SDM Pendidik/Pengajar serta kurikulum yang diterapkan karena pada saat implementasi masih mengalami kendala dilapangan.

Beberapa usaha yang telah diterapkan oleh pemerintah dalam hal konektivitas transformasi pembelajaran digital dengan meningkatkan kualitas pendidikan dibawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yaitu adanya kerjasama dengan United Nations Children's Fund (UNICEF) mengenai peningkatan kualitas pendidikan. Bapak Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendibudristek, Iwan Syahril pada acara simposium dengan UNICEF tanggal 30 agustus 2021 secara daring bertajuk "Pembelajaran Digital Berkualitas Bagi Semua" menyatakan dalam pembukaan simposium bahwa "Simposium ini akan menjadi momentum bagi kita semua untuk melakukan refleksi dan berbagi praktik baik, dan bersama-sama membangun kolaborasi nyata serta mendorong terjadinya kerjasama dalam mewujudkan transformasi pembelajaran digital di Indonesia." Bapak DirJen Iwan Syahril mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden RI Bapak Joko Widodo, Kemendikbudristek diberi amanah untuk menyiapkan sebuah disrupsi teknologi untuk membuat lompatan kemajuan pendidikan di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0. "Pendidikan haruslah relevan dalam menjawab berbagai macam dinamika perubahan zaman. 

Tujuannya adalah menghasilkan SDM yang merdeka, yaitu mandiri dan berdaya dalam menghadapi tantangan zamannya," ujarnya. Untuk menjawab tantangan tersebut, kata Dirjen Iwan, melalui pembelajaran digital dapat memperluas kesempatan guru dan murid untuk menjelajah berbagai sumber pengetahuan dan untuk berkolaborasi. "Melalui pembelajaran digital dapat menjadikan proses belajar jauh lebih menarik, bermanfaat, dan berkeadilan," tuturnya. (Setdijen GTK).

Tugas yang semakin berat mungkin saat ini dipegang oleh pendidik dan tenaga kependidikan akibat peralihan yang begitu cepat dalam hal teknologi sehingga berdampak pada proses pembelajaran. Selain mahir dalam penggunaan teknologi pendidik dituntut untuk inovatif dan kreatif dalam penerapan pembelajaran berbasis digital. Karena peserta didik saat ini termasuk dalam generasi Z yang merupakan generasi peralihan dari generasi miillenial dengan kemajuan teknologi maka pendidik dituntut untuk terus mengembangkan kompetensinya dibidang ilmu teknologi informasi. Bermacam-macam sumber belajar dan media pembelajaran membuat para pendidik harus melakukan identifikasi dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.

Saat ini Kemendikbudristek sedang mengembangkan beberapa pilar dalam transformasi pembelajaran menggunakan teknologi digital. Pilar pertama yaitu pengembangan kemampuan talenta digital untuk para pendidik dan tenaga kependidikan, pilar kedua, yaitu pengembangan platform dan konten digital, dan pilar yang ketiga yaitu pengembangan dan fasilitas jangkauan jaringan internet, infrastruktur dan praktik. Berikut ini penjelasan mengenai tiga pilar yang dikembangkan untuk melakukan transformasi pembelajaran teknologi digital.

  • Pilar pertama yaitu pengembangan kemampuan talenta digital untuk para pendidik dan tenaga kependidikan.

Sejak tahun 2018 Kemendikbudristek memiliki program Pembelajaran Berbasis TIK. Salah satu programnya yaitu PembaTIK. PembaTIK merupakan kepanjangan dari Pembelajaran berbasi TIK, merupakan program Peningkatan Kompetensi TIK Guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Ada empat level standar Kompetensi TIK yaitu level literasi, implementasi, kreasi dan berbagi & berkolaborasi (4i leveling). Berdasarkan statistik peserta pembatik level 1 tahun 2022 total

  • peserta yang telah mengiktu sebanyak 29.268 peserta dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 11.059 peserta. (data statistik pembatik 2022)
  • Ada beberapa manfaat yang akan didapat dalam mengikuti PembaTIK, yaitu:
  • Meningkatkan kompetensi literasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi implementasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi kreasi TIK
  • Meningkatkan kompetensi berbagi dan berkolaborasi
  • Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional
  • Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar

Selain program PembaTIK dalam meningkatkan kompetensi dibidang teknologi Kemendikbudristek juga memiliki program Duta Rumah Belajar. Duta Rumah Belajar merupakan perpanjangan tangan dari Pusdatin Kemendikbudristek dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) di masing-masing provinsinya untuk pembelajaran digital dengan memanfaatkan Rumah Belajar.(belajar.kemdikbud.go.id)

Ada beberapa manfaat yang didapat jika menjadi Duta Rumah Belajar, yaitu:

  • Menjadi wajah perwakilan pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan, terutama Rumah Belajar
  • Berkesempatan mengikuti bimbingan teknis pengembangan bahan ajar berbasis TIK baik di pusat maupun daerah
  • Berkesempatan dilibatkan pada acara dan kegiatan pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan baik di pusat maupun daerah
  • Bertemu dan bertukar wawasan dengan guru-guru berprestasi dari seluruh provinsi di Indonesia
  • Pilar kedua, yaitu pengembangan platform dan konten digital, Sejak tahun 2012, Kemendikbudristek telah mengembangkan platform rumah belajar. Portal Rumah Belajar adalah Portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis. Tercatat sudah sebanyak 278.687 Guru dan 667.688 Siswa yang telah menggunakan portal rumah belajar. (belajar.kemdikbud.go.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun